Samarinda (ANTARA Kaltim) - Ketua Bidang Organisasi KONI Kalimantan Timur Budi Irawan menegaskan pengurus provinsi Persatuan Sepak Takraw Indonesia harus bertanggung jawab atas kegagalan para atletnya meraih tiket PON XIX tahun 2016 di Jawa Barat.
Menurut Budi Irawan saat ditemui di Samarinda, Jumat, Ketua Pengprov PSTI Kaltim Hasan harus menepati janjinya untuk mengundurkan diri dan menyiapkan musyarawah daerah luar biasa untuk memilih kepengurusn baru.
"Ketua PSTI (Hasan) sempat menyampaikan janji tersebut saat rekonsiliasi yang difasilitas Pengurus Besar PSTI di Jakarta. Tentu pernyataan itu harus dipertanggungjawabkan," jelasnya.
Pada babak kualifikasi PON 2016 yang berlangsung di Kupang, Nusa Tenggara Timur, pada 28-30 September 2015, tim sepak takraw Kaltim gagal total memenuhi target lolos PON.
Tim putra Kaltim hanya masuk tiga besar dan putri di peringkat keempat, sementara syarat mendapatkan tiket untuk berlaga di pesta olahraga empat tahunan di Jabar pada 2016 adalah posisi pertama dan kedua.
Ketua PSTI Kaltim Hasan mengatakan bahwa tim sepak takraw Kaltim telah berjuang maksimal, namun lawan yang dihadapi pada pra-PON wilayah III tersebut cukup kuat, sehingga tidak satu pun dari delapan nomor yang dipertandingkan bisa meloloskan atlet.
Meski pulang membawa hasil yang buruk, Hasan mengaku bangga karena para pemain tim sepak takraw Kaltim merupakan hasil pembinaan sendiri dan tidak menggunakan atlet cabutan dari daerah lain.
"Kita mendapatkan apresiasi dari Jawa Tengah dan Jawa Timur, karena berani bertahan dengan pemain lokal meski akhirnya tidak lolos," papar Hasan,
Disinggung mengenai pernyataannya yang siap mundur jika tim takraw gagal meraih tiket PON 2016, Hasan menyatakan akan meminta persetujuan dulu dari pengurus PSTI kabupaten/kota.
"Persoalan saya mau mundur, itu tergantung pengurus PSTI kabupaten/kota. Kalau mereka masih menginginkan saya untuk menjabat, saya bersedia, tapi kalau tidak, saya akan legowo untuk mundur," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015
Menurut Budi Irawan saat ditemui di Samarinda, Jumat, Ketua Pengprov PSTI Kaltim Hasan harus menepati janjinya untuk mengundurkan diri dan menyiapkan musyarawah daerah luar biasa untuk memilih kepengurusn baru.
"Ketua PSTI (Hasan) sempat menyampaikan janji tersebut saat rekonsiliasi yang difasilitas Pengurus Besar PSTI di Jakarta. Tentu pernyataan itu harus dipertanggungjawabkan," jelasnya.
Pada babak kualifikasi PON 2016 yang berlangsung di Kupang, Nusa Tenggara Timur, pada 28-30 September 2015, tim sepak takraw Kaltim gagal total memenuhi target lolos PON.
Tim putra Kaltim hanya masuk tiga besar dan putri di peringkat keempat, sementara syarat mendapatkan tiket untuk berlaga di pesta olahraga empat tahunan di Jabar pada 2016 adalah posisi pertama dan kedua.
Ketua PSTI Kaltim Hasan mengatakan bahwa tim sepak takraw Kaltim telah berjuang maksimal, namun lawan yang dihadapi pada pra-PON wilayah III tersebut cukup kuat, sehingga tidak satu pun dari delapan nomor yang dipertandingkan bisa meloloskan atlet.
Meski pulang membawa hasil yang buruk, Hasan mengaku bangga karena para pemain tim sepak takraw Kaltim merupakan hasil pembinaan sendiri dan tidak menggunakan atlet cabutan dari daerah lain.
"Kita mendapatkan apresiasi dari Jawa Tengah dan Jawa Timur, karena berani bertahan dengan pemain lokal meski akhirnya tidak lolos," papar Hasan,
Disinggung mengenai pernyataannya yang siap mundur jika tim takraw gagal meraih tiket PON 2016, Hasan menyatakan akan meminta persetujuan dulu dari pengurus PSTI kabupaten/kota.
"Persoalan saya mau mundur, itu tergantung pengurus PSTI kabupaten/kota. Kalau mereka masih menginginkan saya untuk menjabat, saya bersedia, tapi kalau tidak, saya akan legowo untuk mundur," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015