Samarinda (ANTARA Kaltim) - Ketua Majelis Ulama Indonesia Samarinda, Kalimantan Timur, KH Zaini Naim menegaskan masyarakat belum perlu melakukan shalat istisqa atau shalat minta hujan menyusul kemarau panjang yang menyebabkan terjadinya krisis air di wilayah itu.

"Memang banyak yang datang, termasuk dari Kantor Kementerian Agama Kota Samarinda yang meminta nasihat saya terkait shalat istisqa itu. Tetapi, saya tegaskan bahwa saat ini belum perlu dilaksanakan shalat minta hujan," ungkap Zaini Naim di Samarinda, Senin.

Ia menjelaskan, shalat minta hujan baru bisa dilaksanakan apabila telah memenuhi tiga syarat yakni, sudah tidak ada air sama sekali, ada air tetapi tidak mencukupi untuk kehidupan, serta ada air tetapi rasanya asin.

"Saya melihat kondisi yang terjadi di Kaltim, khususnya di Samarinda, belum memenuhi ketiga syarat dilaksanakan shalat istisqa. Walaupun sudah kekurangan, tetapi air masih ada, begitu pula jika dikatakan asin, itu kan tidak setiap hari," katanya.

"Jadi, menurut pendapat saya, belum bisa dilaksanakan shalat minta hujan dan kalaupun dilakukan itu tidak akan sah dan sama saja mempermainkan Allah," kata Zaini Naim.

Bukan hanya itu lanjut Zani Naim, jika ketiga syarat itu sudah terpenuhi, maka masih ada persyaratan lain sebelum melaksanakan shalat istisqa.

Tiga hari sebelumnya, seorang pemimpin seperti ulama atau aparat pemerintah harus menyerukan kepada masyarakat agar berpuasa dan bertaubat meninggalkan segala bentuk kemaksiatan, kembali beribadah, menghentikan perbuatan yang zalim, dan mengusahakan perdamaian bila terdapat konflik.

"Tapi, bagaimana bisa memerintahkan masyarakat bertaubat dan menjauhi kezaliman, sementara masih banyak oknum pejabat yang berbuat zalim dan semena-mena. Apalagi saat ini, banyak orang kaya yang memamerkan kekayaannya di tengah masyarakat yang dilanda kemiskinan," katanya.

Menurut dia, yang terpenting dilakukan adalah semua pihak, khususnya pemerintah, harus melakukan introspeksi, menghilangkan perbuatan maksiat, kezaliman serta berfoya-foya dengan harta yang diperoleh melalui cara yang tidak benar.

"Jika korupsi masih tetap merajalela, perbuatan maksiat terjadi di mana-mana, pemimpin yang menzalimi rakyatnya, serta kemungkaran tetap terjadi, maka salat istisqa tetap tidak bisa dilaksanakan dan musibah akan tetap terjadi," ujar Zaini Naim.  (*)

Pewarta: Amirullah

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015