Bontang (ANTARA Kaltim) - Anggota DPRD Kota Bontang Sudiyo saat melakukan reses di daerah pemilihannya Bontang Selatan pekan lalu mendapat pertanyaan warga soal tingginya sisa lebih penggunaan anggaran atau silpa yang mencapai Rp340 miliar pada 2014.

Sudiyo pada kesempatan itu menjelaskan bahwa silpa yang tinggi tidak selamanya buruk, namun ada juga sisi positifnya. "Saya jelaskan kepada warga bahwa sisa lebih anggaran itu tidak melulu jelek, akan tetapi ada juga yang baik," kata politisi PDI Perjuangan ini.

Ia mengakui silpa 2014 memang cukup tinggi, sehingga harus menjadi catatan bagi Pemerintah Kota Bontang untuk memperbaiki program kegiatan yang dapat mengakomodasi aspirasi rakyat kecil.

"Saya sampaikan bahwa silpa dari sisi positifnya adalah pemerintah daerah lebih mengupayakan rasionalisasi anggaran, semisal pada proyek-proyek besar yang harus disesuaikan dengan harga standar, sehingga anggarannya pasti berkurang dari prosedur lelang," jelasnya.
   
Dari catatan Pansus P2APBD 2014, Badan Pengawas Keuangan dalam laporan hasil pemeriksaannya menyebutkan silpa di Bontang termasuk silpa negatif lebih tinggi sebesar 45 persen, dan sisanya masuk dalam kategori silpa positif karena program yang tidak berjalan.

"Kami dari DPRD terus mendorong agar silpa negatif bisa terus ditekan. Salah satu caranya, pemkot harus membenahi sistem perencanaan kegiatan," tambah Sudiyo. 

Selain masalah silpa, warga juga menginginkan tersedianya hidran untuk antisipasi jika terjadi kebakaran. Usulan ini bisa masuk perencanaan, namun yang lebih penting adalah ketersediaan airnya.

"Usulan warga itu sangat bagus, namun saat ini Pemkot Bontang sedang berupaya memenuhi kebutuhan air bersih untuk rumah tangga lebih dulu, setelah itu baru dibuatkan hidran," katanya.

Usulan lain adalah penambahan armada pengangkut sampah, karena selama pengangkutan sampah di wilayah tersebut hanya dilakukan sekali dalam dua hari. (Adv/*)

Pewarta: Irwan

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015