Sangatta (ANTARA Kaltim) - Sekitar 700 hektare sawah dengan budi daya padi yang tersebar di 18 kecamatan di Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, mengalami kekeringan dan para petani pemiliknya terancam gagal panen.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Kutai Timur Syarifudin Ginting di Sangatta, Senin, mengatakan berdasarkan data dan laporan dari petugas penyuluh lapangan serta camat, musim kemarau yang sudah berlangsung lebih dari satu bulan mengakibatkan sawah dan sumur warga kering.
"Dari total 700 hektare lahan sawah yang terancam gagal panen itu, antara 30-40 persen atau lebih kurang 246 hektare berada di Kecamatan Kaliorang," katanya.
Dinas Pertanian dan Peternakan Kutai Timur telah membeli beberapa unit mesin pompa air untuk membantu petani menyirami sawah yang kekeringan dengan mencari sumber-sumber air terdekat.
"Kendala sekarang adalah tidak ada sumber air terdekat yang ditemukan," tambah Ginting.
Namun demikian, lanjut Ginting, pihaknya terus berupaya mencari sumber air agar bisa menyelamatkan tanaman padi milik petani dari ancaman puso atau gagal panen.
"Kami terus berusaha, sehingga jika biasanya produksi padi petani sekitar empat ton per hektare, kemungkinan hanya bisa berproduksi dua ton per hektare, yang penting tidak sampai puso," ujarnya.
Ke depan, tambah Ginting, Dinas Pertanian dan Peternakan Kutai Timur berencana membuat bak-bak penampungan air atau bendungan kecil sebagai antisipasi terjadinya kekurangan pasokan air saat kemarau. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Kutai Timur Syarifudin Ginting di Sangatta, Senin, mengatakan berdasarkan data dan laporan dari petugas penyuluh lapangan serta camat, musim kemarau yang sudah berlangsung lebih dari satu bulan mengakibatkan sawah dan sumur warga kering.
"Dari total 700 hektare lahan sawah yang terancam gagal panen itu, antara 30-40 persen atau lebih kurang 246 hektare berada di Kecamatan Kaliorang," katanya.
Dinas Pertanian dan Peternakan Kutai Timur telah membeli beberapa unit mesin pompa air untuk membantu petani menyirami sawah yang kekeringan dengan mencari sumber-sumber air terdekat.
"Kendala sekarang adalah tidak ada sumber air terdekat yang ditemukan," tambah Ginting.
Namun demikian, lanjut Ginting, pihaknya terus berupaya mencari sumber air agar bisa menyelamatkan tanaman padi milik petani dari ancaman puso atau gagal panen.
"Kami terus berusaha, sehingga jika biasanya produksi padi petani sekitar empat ton per hektare, kemungkinan hanya bisa berproduksi dua ton per hektare, yang penting tidak sampai puso," ujarnya.
Ke depan, tambah Ginting, Dinas Pertanian dan Peternakan Kutai Timur berencana membuat bak-bak penampungan air atau bendungan kecil sebagai antisipasi terjadinya kekurangan pasokan air saat kemarau. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015