Balikpapan (ANTARA Kaltim) - Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Mulyono menijau kesiapan personel Komando Daerah Militer VI/Mulawarman yang akan dikirim ke perbatasan Papua Nugini.
Mulyono memberikan paparan kepada personel Kodam VI/Mulawarman di Batalion 600/Raider di Balikpapan, Senin.
"Karena dalam waktu dekat pasukan ini akan dikirim ke perbatasan RI - Papua Nugini dan rencananya hari Sabtu (15/8) mendatang," kata Mulyono.
Personel Kodam VI/Mulawarman akan berangkat bersama dua batalion lain dan satu satgas brigade yang ditugaskan di sana yaitu Batalion 142 dari Jambi dan 301 dari Siliwangi, katanya.
"Perbatasan itukan kedaulatan negara situasi apapun, perbatasan menjadi tanggungjawab yang harus kita amankan. Dan itu kedaulatan yang harus kita jaga," kata Mulyono.
Secara umum saya melihat kesiapan moril personel TNI AD sudah cukup bagus dan sarana pendukung yang dibutuhkan sudah siap untuk diberangkatkan, katanya.
"Dan `kegilaan` di daerah operasi harus profesional, kita harus siaga dan kesiapan apapun harus dilakukan," kata Mulyono.
Hal tersebut dilakukan agar "kegilaan" apapun tugas tidak boleh gagal di daerah operasi, katanya.
"Implementasi `kegilaan` di daerah operasi tugas tidak boleh gagal," kata Mulyono. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015
Mulyono memberikan paparan kepada personel Kodam VI/Mulawarman di Batalion 600/Raider di Balikpapan, Senin.
"Karena dalam waktu dekat pasukan ini akan dikirim ke perbatasan RI - Papua Nugini dan rencananya hari Sabtu (15/8) mendatang," kata Mulyono.
Personel Kodam VI/Mulawarman akan berangkat bersama dua batalion lain dan satu satgas brigade yang ditugaskan di sana yaitu Batalion 142 dari Jambi dan 301 dari Siliwangi, katanya.
"Perbatasan itukan kedaulatan negara situasi apapun, perbatasan menjadi tanggungjawab yang harus kita amankan. Dan itu kedaulatan yang harus kita jaga," kata Mulyono.
Secara umum saya melihat kesiapan moril personel TNI AD sudah cukup bagus dan sarana pendukung yang dibutuhkan sudah siap untuk diberangkatkan, katanya.
"Dan `kegilaan` di daerah operasi harus profesional, kita harus siaga dan kesiapan apapun harus dilakukan," kata Mulyono.
Hal tersebut dilakukan agar "kegilaan" apapun tugas tidak boleh gagal di daerah operasi, katanya.
"Implementasi `kegilaan` di daerah operasi tugas tidak boleh gagal," kata Mulyono. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015