Bontang (ANTARA Kaltim) - Wakil Ketua DPRD Kota Bontang, Kalimantan Timur, Faisal menghawatirkan keselamatan para guru yang hanya menggunakan perahu kecil sebagai alat transportasi untuk menjangkau tempat mengajarnya di pulau-pulau terpencil di daerah setempat.

"Tadi pagi saya melihat sendiri guru-guru berangkat dari Pelabuhan Loktuan menuju Pulau Gusung untuk mengajar dengan hanya menumpangi perahu kecil. Melihat itu, saya sangat sedih bahkan tak terasa air mata saya sampai keluar," kata Faisal, di sela-sela Rapat Paripurna Penandatanganan Nota Kesepakatan KUA-PPAS antara DPRD dan Pemkot Bontang, Senin.

Faisal mengaku miris melihat kondisi tersebut, seolah-olah tidak ada perhatian pemkot dalam menyediakan moda trasnportasi yang lebih modern.

Saat ini, moda transportasi para guru hanya sebuah perahu bermotor yang biasa digunakan nelayan, sehingga sangat berisiko terhadap keselamatan mereka. Apalagi, mereka juga tidak dibekali dengan alat pengamanan yang standar.

"Hanya menumpang pakai ketinting (perahu kecil), kasihan mereka. Oleh karena itu, kami minta pemkot segera menyelesaikan persoalan ini, jangan tunggu ada korban, seperti kejadian perahu ketinting terbalik dan nyaris menewaskan 10 penumpanganya kemarin (Minggu, 2/8)," tambah Faisal.

Mendengar cerita itu, Sekretaris Kota Bontang M Syirajuddin mengatakan bahwa sejak lama pemkot sudah berencana untuk menyediakan moda tranportasi yang memadai bagi para guru yang mengajar di pulau-pulau terluar di Bontang.

"Sudah ada perusahaan yang siap membantu melalui program CSR-nya. Dalam waktu dekat kami akan tindaklanjuti," ungkapnya.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Bontang Dasuki ketika dikonfirmasi terpisah mengemukakan bahwa pemkot telah menyediakan moda transportasi kapal untuk para guru tersebut.

"Sebearnya sudah ada beberapa kapal yang ukurannya tidak kecil. Memang ada rencana untuk menambah kapal melalui kerja sama dengan perusahaan," ujarnya. (Adv/*)

Pewarta: Irwan

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015