Sangatta - (ANTARA Kaltim)  - Bupati Kutai Timur, Kalimantan Timur, Ardiansyah Sulaiman meminta Badan Lingkungan Hidup meneliti dugaan pencemaran sungai di Kecamatan Kaubun yang dilaporkan warga setempat beberapa hari lalu.

"Saya sudah perintahkan BLH meneliti laporan pencemaran dan sedimentasi yang menyebabkan menurunnya pemanfaatan air Sungai Kaubun untuk pengairan lahan persawahan," kata Ardiansyah kepada wartawan di Sangatta, Kutai Timur, Jumat.

Menurut ia, dugaan pencemaran sungai itu dilaporkan warga dan Camat Kaubun M Amin saat kegiatan Safari Ramadhan pada Rabu (24/6).

Selain pencemaran, debit dan kualitas air Sungai Kaubun juga menurun akibat tingginya sedimentasi, sehingga petani di wilayah tersebut khawatir memanfaatkan air sungai untuk mengairi sawahnya.

 "Sungai Kaubun berfungsi untuk mengairi ratusan hektare sawah. Selama ini, produktivitas padi di Kecamatan Kaubun cukup tinggi, yakni berkisar 5-6 ton per hektare dan menjadi salah satu sentra produksi beras di Kutai Timur," tambah bupati.

Ardiansyah berharap hasil penelitian yang dilakukan BLH Kutai Timur dapat memastikan penyebab menurunnya kualitas dan debit air Sungai Kaubun, apakah karena pencemaran limbah pertambangan batu bara atau minyak kelapa sawit.

"Saya menunggu dulu hasil penelitian dari BLH. Mudah-mudahan dalam beberapa hari ke depan sudah ada hasilnya, sehingga bisa secepatnya dicarikan solusi," ujarnya.

Beberapa waktu lalu, Sungai Sangatta di Kabupaten Kutai Timur juga tercemar limbah buangan dari perusahaan pertambangan batu bara PT Kaltim Prima Coal.

Sementara dalam kegiatan Safari Ramadhan di Kecamatan Kaubun, Rabu (22/6) lalu, Bupati Ardiansyah Sulaiman menyerahkan bantuan benih dan peralatan pertanian kepada masyarakat setempat.

Selain itu, Bupati juga meresmikan laboratorium dan ruang belajar SMP Negeri 5, gedung sekolah taman kanak-kanak, puskesmas, rumah layak huni untuk warga kurang mampu. (*)

Pewarta: Adi Sagaria

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015