Samarinda, (ANTARA Kaltim) - Banyak cara yang dilakukan guru untuk membuat anak didiknya kembali ceria setelah berjibaku menghadapi semesteran, ada yang melakukan kegatan class meeting atau menggelar berbagai lomba antar kelas, ada yang "camping", dan ada pula yang menggelar "out bond".


Hal ini dilakukan karena berbagai kegiatan tersebut dianggap mampu melupakan sejumlah beban siswa setelah sekian lama belajar, les, maupun mengikuti pelajaran tambahan agar dalam ulangan semester mendapat nilai bagus dan bisa naik kelas.


Salah satu kegiatan out bond tersebut  dilakukan oleh siswa Kelas IV A SDK 3 Samarinda Ilir. Jumlah siswa di kelas tersebut terdapat 37 anak, tetapi yang mengikuti out bond sebanyak 31 anak karena enam anak lainnya ada yang sudah berlibur di luar daerah dan ada yang sedang sakit.


Mereka melakukan out bond pada Sabtu, 13 Juni di taman rekreasi Tjiu Palace Sambutan, Samarinda. Dipilihnya lokasi tersebut karena selain tempatnya yang luas, di sana juga terdapat berbagai wahan permainan, seperti kereta api, kereta air, sepeda air, kolam renang, tempat memancing, dan panorama alam seperti danau dan aneka pepohonan rindang sebagai pendukung suanaa penyejuk hati.


Menurut salah seorang guru Kelas IV A SDK 3 Retno Sasongko UC yang turut memandu kegiatan tersebut, rekreasi ke Tjiu Palace yang dikemas dalam bentuk out bond tersebut memiliki banyak tujuan, di antaranya untuk membentuk jiwa siswa agar lebih mencintai lingkungan hidup, mencintai teman, melepas beban, dan untuk meningkatkan semangat belajar di kelas selanjutnya, yakni di kelas V.


Dalam kegiatan tersebut, anak-anak juga mendapat motivasi bagaimana cara belajar yang benar, menjaga kebersihan, dan menghormati kepada sesama, termasuk harus suka menolong pada mereka yang kesulitan.


Dalam kegiatan di taman rekreasi tersebut, anak-anak juga menampilkan sejumlah keterampilan, seperti menyanyi bersama, kemudian ada permainan yang intinya mendidik anak bagaimana harus melakukan kerja sama dalam satu tim.


Terkait pendidikan anak di rumah, dia meminta kepada orang tua masing-masing agar memberikan contoh yang benar agar anak mau belajar maupun membaca buku, yakni sebaiknya orang tua memberikan contoh, bukan menyuruh karena sifat anak cenderung meniru apa yang dilakukan oleh orang tuanya.


Misalnya, orang tua yang suka membaca buku, maka anak akan mengikuti orang tuanya untuk membaca buku. Dari sini, kemudian orang tua tinggal mengarahkan buku apa yang sebaiknya dibaca oleh anak, baik buku pelajaran sekolah, buku pengayaan, maupun buku yang berisi dongeng cerita rakyat.


Sebaliknya, jika anak disuruh belajar atau disuruh membaca buku, mungkin anak mau melakukan perintah orang tua karena takut dimarahi, tetapi dalam kemauannya itu ada unsur keterpaksaan.


Apabila anak sudah merasa terpaksa saat belajar, maka bisa dipastikan apa yang dipelajari itu tidak masuk dalam ingatannya, sehingga apa yang dibaca dan dipelajari menjadi sia-sia.


Waktu bagi anak bersama orang tua lebih banyak ketimbang bersama guru di sekolah yang hanya sekitar 5-6 jam. Selebihnya yang 18 jam merupakan waktu tidur dan bersama orang tua, sehingga orang tua harus memberikan contoh yang tepat, vakni contoh belajar, contoh penanaman aklak, dan lainnya.


Terlebih dalam pertumbuhan anak membutuhkan nutrisi, baik nutrisi untuk perkembangan tubuhnya maupun nutrisi untuk perkembangan otaknya. Untuk nutrisi perkembangan tubuh mungkin banyak orang tua yang mampu karena tinggal memberikan makanan dengan gizi yang cukup.


Tetapi hal yang sering dilupakan orang tua adalah nutrisi untuk perkembangkan hati dan otak anak. Padahal nutrisi rohani ini merupakan hal yang penting, karena pembentukan karakter setiap orang dewasa, justru dimulai dari usia dini.

 

"Untuk itu, saya berharap kepada orang tua agar benar-benar memberikan contoh yang baik kepada anak-anaknya, misalnya orang tua tidak harus memarahi anak. Kemudian saat marah kepada suami atau istri, sebaiknya anak jangan melihat dan mendengar, karena hal itu akan mempengaruhi perkembangan psikis anak," kata Retno. (*)

Pewarta: M Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015