Barcelona (ANTARA Kaltim) - Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menunjukkan eksistensi serius dalam upaya mengurangi dampak perubahan iklim dunia melalui berbagai program pemerintah daerah, serta kerjasama dengan organisasi penggiat lingkungan hidup diantaranya The Nature Conservancy (TNC).

Sejumlah keberhasilan kerjasama tersebut dipaparkan Gubernur Awang Faroek Ishak, Senin bercelona(15/6) hari pertama Pertemuan Tahunan Forum Gubernur untuk Perubahan Iklim dan Kehutanan (Governor’s Forum on Climate and Forest/GCF) yang dilaksanakan di Kota Barcelona, Provinsi Catalonia, Spanyol.

Kaltim kata Gubernur, patut berbangga sebab keberhasilan berbagai program itu bakal ditiru sejumlah provinsi lain di dunia. Selain program Kaltim Green atau Kaltim Hijau yang sudah digaungkan sejak 2010 lalu dengan kewajiban menanam pohon minimal lima pohon setiap orang (one man five trees), program kemitraan dengan organisasi penggiat lingkungan juga terus dilakukan dengan hasil nyata yang berdampak sangat positif bagi kelestarian lingkungan dan hutan.

"Program Karbon Hutan Berau (PKHB) di Kabupaten di Berau menjadi model pengurangan emisi di tingkat kabupaten dan praktek pemanenan hutan rendah emisi karbon (RIL-C = Reduced Impact Logging) sudah kita lakukan di beberapa konsesi HPH di Kaltim," ungkap Gubernur.

Program lain yang tidak kalah menarik perhatian dunia adalah Program Hutan Desa Lindung di Desa Merabu, Kabupaten Berau,  serta kolaborasi berbagai stake holder dalam pengelolaan Hutan Lindung Wehea dan Bentang Alam Wehea di Kabupaten Kutai Timur. Kedua program ini pun akan menjadi percontohan bagi propinsi dan negara lain.  

Gubernur menambahkan, GCF saat ini beranggotakan 29 anggota (gubernur), menyusul tambahan dua provinsi masing-masing propinsi Rondonia (Brazil) dan Belier (Pantai  Gading). Indonesia sendiri merupakan satu dari 10 provinsi yang berinisiatif mendirikan GCF, bersama Negara Bagian California yang saat itu dipimpin Gubernur Arnold Swazernager.

Sedangkan tentang manfaat dari forum pertemuan ini, Gubernur Awang Faroek Ishak menjelaskan, diantaranya untuk membangun hubungan dengan negara bagian dan provinsi yang memiliki hutan tropis. Kerjasama ini bisa menjadi kunci bagi dukungan negara-negara Uni Eropa untuk merealisasikan komitmen guna mengurangi deforestasi hutan tropis seperti bantuan yang bersifat hibah dari negara sahabat.

Pertemuan ini menurut Gubernur Awang Faroek menjadi bagian dari upaya membangun jejaring (network) untuk mendukung upaya-upaya Kaltim menurunkan emisi dari penggunaan lahan.

"Pertemuan ini juga sangat penting untuk menggalang kerjasama dengan pembuat kebijakan dan mengajarkan para pemimpin tentang bagaimana melindungi hutan, menurunkan emisi dan meningkatkan penghidupan masyarakat lokal," sambung Awang.

Kerjasama provinsi para anggota GCF ini diharapkan juga berlanjut pada tukar menukar pengalaman  agar aliansi antara anggota GCF dan sektor swasta dapat menghilangkan deforestasi dari rantai pasok (supply chain) pada skala yurisdiksi. Sebab menurut Awang, sektor swasta memiliki peluang dan peran besar dalam upaya pemerintah terus membangun ekonomi berbasis rendah emisi karbon.

"Kita berharap kerjasama yang semakin baik, serta tentu saja dukungan para pelaku usaha di bidang perkebunan, kehutanan, termasuk pertambangan untuk bersama-sama menjaga kelestarian alam dan bersama-sama membangun ekonomi Kaltim yang berbasis rendah emisi karbon," tegas Gubernur.

Satu momen penting lain yang terjadi pada hari pertama forum GCF di Barcelona tersebut adalah saat nama Gubernur Awang Faroek Ishak sempat muncul menjadi kandidat kuat sebagai calom pemimpin GCF untuk periode 2016. Gubernur Awang Faroek bersaing dengan Gubernur Provinsi Jalisco, Meksiko yang akhirnya terpilih menjadi pemimpin GCF periode 2016 melalui diskusi yang sangat produktif.

Dalam Forum Pertemuan GCF tahun ini, Gubernur Awang Faroek Ishak bertindak sebagai pimpinan delegasi. Gubernur didampingi 4 anggota delegasi, yakni  Prof Daddy Ruhiyat, Riza Indra Riadi, Muhammad Taufik dan Niel Makinuddin. (Humas Prov Kaltim/sul).

 

Pewarta:

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015