Samarinda (ANTARA Kaltim) -  Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan Timur berencana memindahkan jembatan timbang kendaraan bermuatan berat di kilometer 17 Balikpapan ke sekitar kilometer 35-38 jalur Balikpapan-Samarinda, karena lokasi lama lahannya sempit dan tidak mungkin dikembangkan.

"Sebenarnya lokasi jembatan timbang yang sekarang total luasnya sekitar 7.500 meter persegi, tetapi topografinya bergunung sehingga perlu biaya tinggi untuk penggusurannya. Untuk itu perlu direlokasi ke tempat yang lebih luas," kata Kepala Dinas Perhubungan Kaltim Zairin Zain di Samarinda, Selasa.

Saat ini, lanjut dia, telah dilakukan proses pembebasan lahan di sekitar kilometer 35-38 tersebut. Setelah pembebasan lahan tuntas, akan dilanjutkan pematangan lahan yang ditargetkan tuntas tahun ini, sehingga pada 2016 dapat dimulai pekerjaan konstruksi.

Rencana relokasi jembatan timbang dilakukan karena luas lahan yang ada saat ini sudah tidak layak, karena idealnya jembatan timbang harus memiliki kelayakan sebagaimana amanat Menteri Perhubungan Nomor 5 Tahun 1995, antara lain harus dilengkapi gedung operasional, lapangan parkir, gudang penyimpanan barang, lapangan penumpukan barang, dan gedung genset.

Sementara di lokasi yang ada saat ini, sulit untuk ditambah berbagai fasilitas penunjang, karena selain lahannya yang terbatas, juga di belakang kantor bergunung, sehingga biaya untuk meratakannya lebih tinggi ketimbang merelokasi.

Sementara itu, tambah Zairin, studi lapangan relokasi atau penentuan lokasi jembatan timbang yang baru telah dilakukan oleh konsultan.

Bahkan, Kementerian Perhubungan juga telah melakukan pengecekan terhadap calon lokasi tersebut dan setuju, sehingga pembebasan lahan diharapkan segera dapat dituntaskan.

Sementara itu, Kepala Unit Pelaksanaan Teknis Daerah (UPTD) Jembatan Timbang Marthin M Sanda mengatakan, nantinya jembatan timbang yang baru akan dipasangi kamera pengintai atau "closed-circuit television" (CCTV) untuk menekan praktik pungutan liar oleh oknum petugas terhadap para sopir truk.

Untuk sementara kamera CCTV itu belum terkoneksi langsung ke kantor Dishub Kaltim di Samarinda dan masih sebatas di dalam kantor jembatan timbang, tetapi ke depan akan dikembangkan supaya dapat terhubung ke Samarinda.

Program lainnnya, di jembatan timbang yang baru akan dilengkapi dengan peralatan otomatis seperti yang ada di Jawa Timur, yakni begitu ada kendaraan yang ditimbang langsung terhubung pada komputer dan otomatis melakukan perekaman dan pencetakan data.

"Dalam cetakan secara otomatis itu akan tertera jumlah beban yang ada pada kendaraan yang tertimbang, termasuk akan tertera nominal harga yang harus dibayar oleh sopir. Apabila ada kendaraan yang melebihi kapasitas, maka akan ditindak sesuai dengan aturan yang ada," jelasnya.(*)

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015