Bontang (ANTARA Kaltim) - Pembentukan Rancangan Peraturan Daerah tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah menjadi salah satu solusi menekan jumlah pengangguran di Kota Bontang, khususnya kalangan petani rumput laut yang mengalami kesulitan permodalan.

     Anggota Komisi II DPRD Kota Bontang, Arif, di Bontang, Sabtu, mengatakan potensi komoditas rumput laut perlu didukung baik sumber daya manusia dan permodalan, sehingga target meningkatkan produktifitas di kalangan petani bisa tercapai.

     "Perda UMKM dimaksudkan agar ada jaminan bagi pelaku usaha dan mengatur dana bergulir untuk modal usaha petani rumput laut," katanya.

     Rencananya, lanjut Arif, optimalisasi pengembangan potensi rumput laut dilakukan setelah raperda itu disahkan, yakni Disperindankop dan UMKM Kota Bontang akan memberikan bantuan modal kepada masyarakat untuk memulai usaha budidaya rumput laut tersebut.

     Selama ini, petani rumput laut sering kesulitan memulai usaha karena minimnya modal, sedangkan lahan yang belum terpakai untuk budidaya rumput laut masih cukup luas.

     Ketua Kelompok Tani Nelayan Sipatuo, Nasir Lakada, mengaku penghasilan saat ini dari budidaya rumput laut sekitar Rp3 juta perbulan, dengan estimasi waktu masa tanam hingga panen selama 45 hari dalam keadaan normal.

     "Sekitar 60 kepala keluarga di Melahing mengantungkan hidup dari budidaya rumput laut," katanya.

     Saat ini, para petani masih mengharapkan bantuan dari pemerintah daerah untuk meningkatkan produksi, mengingat sebagian besar petani di Melahing masih menggunakan cara-cara tradisional dalam budidaya.

     "Kami masih menggunakan alat seadanya dan untuk masa tanam kembali, kami masih mengambil dari hasil panen yang sengaja tidak dipetik untuk disemai menjadi bibit. Tidak ada modal untuk membeli bibit baru yang siap tanam," tambahnya.

     Sebelumnya, Kepala Seksi Perikanan dan Budidaya DPKP Kota Bontang Moedji Hartati mengatakan pihaknya menargetkan produksi rumput laut bisa mencapai 400 ton perbulan, meningkat dari produksi sebelumnya yang rata-rata hanya 150 ton perbulan.

     "DPKP dan Disperindagkop akan bersinergi membantu pengembangan budidaya rumput laut mulai dari hulu hingga hilir. Disperindagkop berencana membuat pabrik kariginan atau ekstrak rumput laut, tapi syaratnya produksi rumput laut bisa 400 ton perbulan untuk kebutuhan bahan bakunya," ujarnya.

     Dari DPKP Bontang, lahan budidaya rumput laut baru sekitar 288 hektare. dari potensi lahan secara keseluruhan di wilayah pesisir yang mencapai 725 hektare. (Adv/*)

Pewarta: Irwan

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015