Penajam (ANTARA Kaltim) - Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara, menargetkan peningkatan produksi gabah kering giling mencapai 83.000 ton pada 2015, sebagai upaya mendukung terwujudnya program Swasembada Pangan Nasional tahun 2017.
Kepala Kantor Ketahanan Pangan dan Penyuluh Pertanian Kabupaten Penajam Paser Utara, Surito Widarie, di Penajam, Kamis, mengungkapkan selama ini hasil panen para petani mampu mencukupi kebutuhan masyarakat di daerah itu, bahkan selalu mengalami surplus.
"Produksi gabah kering giling selama ini mencapai 50.000 sampai 70.000 ton pertahun dan tahun ini kami targetkan produksi gabah kering giling mencapai 83.000 ton," kata Surito.
Pada 2014, panen di Kabupaten Penajam Paser Utara mencapai 69.000 ton gabah kering giling dan jumlah tersebut menghasilkan 52.000 ton beras.
Jumlah produksi itu jauh lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat Penajam Paser Utara yang hanya sekitar 16.000 ton pertahun, sehingga masih ada surplus 36.000 ton beras.
Namun pada 2014, kata Surito Widarie, terjadi penurunan hasil produksi 1.200 ton beras akibat serangan hama wereng.
"Jika 36.000 ton beras tersebut dikurangi dengan kerugian akibat serangan hama wereng, yakni sekitar 1.200 ton, masih terjadi surplus 34.800 ton beras," ujarnya.
Namun, Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara akan terus berupaya meningkatkan produksi beras untuk mendukung Kalimantan Timur mewujudkan Swasembada Pangan Nasional.
"Kami upayakan di tahun berikutnya untuk meningkatkan produksi sekitar 16 persen dari produksi 2015, sehingga pada 2017 bisa mencapai swasembada beras tingkat nasional," tambahnya..
Selain menargetkan produksi gabah kering giling 83.000 ton, Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara juga menargetkan produktivitas kedelai sekisar dua ton perhektare serta produksi jagung berkisar empat ton perhektare dalam satu kali musim tanam.
Ia mengatakan, masih ada beberapa kendala untuk mewujudkan swasembada beras, di antaranya ketersediaan pengairan yang belum memadai karena sistem pengairan masih tadah hujan, serta banyaknya hama dan penyakit yang menyerang tanaman padi para petani.
"Pemerintah telah membentuk brigadir pemberantasan hama, sebagai upaya menanggulangi masalah serangan hama," ujar Surito Widarie. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015
Kepala Kantor Ketahanan Pangan dan Penyuluh Pertanian Kabupaten Penajam Paser Utara, Surito Widarie, di Penajam, Kamis, mengungkapkan selama ini hasil panen para petani mampu mencukupi kebutuhan masyarakat di daerah itu, bahkan selalu mengalami surplus.
"Produksi gabah kering giling selama ini mencapai 50.000 sampai 70.000 ton pertahun dan tahun ini kami targetkan produksi gabah kering giling mencapai 83.000 ton," kata Surito.
Pada 2014, panen di Kabupaten Penajam Paser Utara mencapai 69.000 ton gabah kering giling dan jumlah tersebut menghasilkan 52.000 ton beras.
Jumlah produksi itu jauh lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat Penajam Paser Utara yang hanya sekitar 16.000 ton pertahun, sehingga masih ada surplus 36.000 ton beras.
Namun pada 2014, kata Surito Widarie, terjadi penurunan hasil produksi 1.200 ton beras akibat serangan hama wereng.
"Jika 36.000 ton beras tersebut dikurangi dengan kerugian akibat serangan hama wereng, yakni sekitar 1.200 ton, masih terjadi surplus 34.800 ton beras," ujarnya.
Namun, Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara akan terus berupaya meningkatkan produksi beras untuk mendukung Kalimantan Timur mewujudkan Swasembada Pangan Nasional.
"Kami upayakan di tahun berikutnya untuk meningkatkan produksi sekitar 16 persen dari produksi 2015, sehingga pada 2017 bisa mencapai swasembada beras tingkat nasional," tambahnya..
Selain menargetkan produksi gabah kering giling 83.000 ton, Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara juga menargetkan produktivitas kedelai sekisar dua ton perhektare serta produksi jagung berkisar empat ton perhektare dalam satu kali musim tanam.
Ia mengatakan, masih ada beberapa kendala untuk mewujudkan swasembada beras, di antaranya ketersediaan pengairan yang belum memadai karena sistem pengairan masih tadah hujan, serta banyaknya hama dan penyakit yang menyerang tanaman padi para petani.
"Pemerintah telah membentuk brigadir pemberantasan hama, sebagai upaya menanggulangi masalah serangan hama," ujar Surito Widarie. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015