Bupati Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Ardiansyah Sulaiman menegaskan jangan ada stigma buruk terhadap anak disabilitas atau berkebutuhan khusus, mereka harus diberi ruang dan kesempatan yang sama untuk aktualisasi diri dan mengembangkan potensi mereka.

Hal itu disampaikan Bupati pada perayaan Hari Disabilitas Internasional 2025 di Kabupaten Kutai Timur, di Sangatta, Rabu (3/12).

‎"Jangan ada stigma kepada anak-anak disabilitas,mereka harus diberi ruang dan kesempatan yang sama untuk aktualisasi diri dan mengembangkan potensi," katanya.

Ia mengatakan stigma terhadap anak disabilitas kerap menghantui, akibatnya, ruang untuk mengembangkan potensi para anak dengan kebutuhan khusus menjadi tertutup.

Oleh karena itu pemerintah daerah harus memastikan fasilitas dan ruang yang inklusif, terhadap anak-anak berkebutuhan khusus.

Melalui Hari Disabilitas Internasional, Ia mengarahkan kelembagaan terstruktur untuk mendukung finansial kegiatan pengembangan penyandang disabilitas.

‎"Urusan pendanaan harus ditangani dinas terkait. Kegiatan Hari Disabilitas tetap harus ada yang bertanggung jawab di kabupaten," jelasnya.

Ardiansyah mengemukakan bahwa selama ini Hari Disabilitas Internasional dilaksanakan oleh para guru Sekolah Luar Biasa (SLB).

Ia  berharap Dinas terkait seperti Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) dan Dinas Sosial (Dinsos)  serta Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) sebagai mengampu dapat melaksanakan kegiatan disabilitas di Kutai Timur.

Hal ini sekaligus mempertegas komitmen Pemkab Kutim bahwa inklusif bukanlah sebatas seremoni tahunan, tetapi sebuah kewajiban moral dan kebijakan yang harus terus diwujudkan agar tidak ada satu pun anak yang tertinggal.

‎"Saya minta ada  dua  atau tiga dinas pengampu yang bertanggung jawab, agar anggaran untuk peringatan Kegiatan Hari Disabilitas terakomodir, semoga semua bisa bersinergi," harap Ardiansyah.

Pewarta: Muhammad Hafif Nikolas

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2025