Bontang (ANTARA Kaltim) - PT PLN Rayon Bontang, Kalimantan Timur, masih menunggu instruksi dari pusat terkait rencana penyesuaian tarif listrik bagi pelanggan tertentu dengan daya di atas 2.200 KWh.

     "Sementara ini masih kita melakukan komunikasi dengan pusat untuk soal itu. Penyesuaian ini juga bukan semata naik, akan tetapi bisa juga turun karena beberapa faktor, di antaranya harga minyak dunia, inflasi dan kurs (nilai tukar rupiah terhadap dolar AS," kata Manager PLN Rayon Bontang Laode Lawati di Bontang, Sabtu.

     Menurut ia, kenaikan tarif listrik bukan hal yang perlu diresahkan masyarakat, karena hanya pelanggan tertentu, terutama mereka yang mengkonsumsi daya di atas 2.200 KWh.

     "Ini baru sebatas rencana, belum ada instruksi dari pusat, sehingga kami tidak punya wewenang dalam hal itu," tambahnya.

     Mengenai kritik beberapa anggota DPRD Bontang soal seringnya terjadi pemadaman bergilir akhir-akhir ini, Laode Lawati menjelaskan bahwa kapasitas PLN Bontang hanya menghasilkan 18 MW, sedangkan beban puncak mencapai 24 MW.

     Pihaknya juga tidak bisa menjamin tidak terjadi pemadaman listrik saat pelaksanaan ujian nasional tingkat SMA atau sederajat pada pekan depan, karena jaringan interkoneksi sistem Mahakam di luar jangkauan PLN Rayon Bontang.

     Apalagi, saat ini PLN juga belum bisa memaksimalkan daya yang ada di pembangkit lokal. Ada dua pembangkit di Bontang yang tidak bisa terkoneksi ke jaringan, sehingga kalaupun PLN memisahkan diri dari Sistem Mahakam, daya yang tersedia belum cukup memenuhi beban puncak.

     Saat ini, ada dua pembangkit yang belum bisa terkoneksi, yakni PLTMG Bontang Migas dan Energi (BME) dan PLTD-MG Kanaan. Tanpa dua pembangkit itu, daya yang dimiliki PLN Bontang sekitar 18 MW.

     "Kalau dua mesin itu beroperasi dengan baik dan terkoneksi ke kami, daya kami surplus. Tapi, dengan adanya masalah saat ini, kami tidak bisa memberikan jaminan sama sekali," kata Lawati ketika menjelaskan gangguan pembangkit di Sistem Mahakam.

     Ia menambahkan PLN Wilayah Kaltim belum memberikan kepastian sampai kapan gangguan ini berlangsung dan pihaknya hanya berharap dua pembangkit listrik di Bontang bisa segera beroperasi.

     "Di PLTMG BME, permasalahannya ada di transmisi. Ini sudah terjadi selama beberapa hari, sehingga daya yang ada belum bisa disalurkan ke sistem PLN Bontang," ujarnya.  

     Ia menuturkan semua kendali jaringan Sistem Mahakam dipegang PLN Wilayah Kaltim yang berkedudukan di Balikpapan. Dari tempat itu, pembagian alur diatur dan masalah kekurangan daya di Bontang praktis terselesaikan sejak masuk ke dalam sistem itu.

     "Masalahnya, semua kontrol di Balikpapan, sehingga jika ada kendala di sistem pusat, PLN Bontang tidak bisa langsung memisahkan diri dan mengaktifkan pembangkit lokal," ujarnya.

     Laode Lawati meminta maaf kepada warga Bontang dan seluruh pihak yang merasa terganggu dengan seringnya terjadi pemadaman bergilir. Pihaknya terus berusaha mencari solusi agar ketika pelaksanaan ujian nasional nanti semua bisa normal kembali. (*)

Pewarta: Irwan

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015