Samarinda (ANTARA Kaltim) -  Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dan Badan Tenaga Nuklir Nasional menandatangani nota kesepahaman untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir untuk memenuhi pasokan tenaga listrik yang masih minim di daerah ini.

"Apabila program ini berhasil, maka Kalimantan Timur akan menjadi daerah pertama di Indonesia yang mengembangkan listrik tenaga nuklir," ujar Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak usai melakukan penadatangann dengan Kepala Batan Djarot Sulistio Wisnubroto di Samarinda, Jumat.

Gubernur mengaku siap jika Kaltim ditetapkan menjadi lokasi pengembangan listrik tenaga nuklir, bahkan dia juga mengusulkan lokasi yang dianggap tepat dijadikan pembangunan PLTN oleh Batan adalah di Kecamatan Talisayan, Kabupaten Berau.

"Dulu waktu saya masih jadi anggota pansus di DPR RI ketika Pak BJ Habibie menjadi Menteri Riset sudah sering menyuarakan pemanfaatan nuklir untuk kesejahteraan rakyat. Sekarang jadi gubernur, kembali saya tegaskan sudah saatnya kita manfaatkan teknologi nuklir untuk penuhi energi listrik," ujarnya.

Terkait penganggaran pembangunan PLTN, lanjut dia, sebagai langkah awal diharapkan mendapat dukungan APBN, karena rencana pembangunan PLTN merupakan program nasional yang sudah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019.

Menurutnya, dana dari APBN hanya merupakan pancingan program sebagai penyemangat daerah, selanjutnya Pemprov Kaltim akan menganggarkan melalui APBD, apalagi dalam pemenuhan energi juga menjadi prioritas pihaknya sehingga dana APBD juga akan digulirkan untuk program itu.

Ditambahkannya, kerja sama pengembangan energi listrik dengan Batan juga akan diarahkan untuk pengembangan sektor pertanian, peternakan, dan kesehatan.

Khusus di sektor pertanian, kata gubernur, sejauh ini sudah dilakukan dan terbukti berhasil sehingga sekarang tinggal dikembangkan lagi ke arah yang lebih luas. Apalagi ada agribisnis teknopark di Sangatta, Kutai Timur.

"Pola kerjasamanya ke depan di agribisnis itu, yaitu untuk pengembangan berbagai komoditi pertanian yang cocok di Kaltim, seperti padi, kedelai, dan jagung. Saya yakinkan, jangan ragu nuklir bisa dikembangkan untuk kesejahteraan rakyat," katanya.

Menurutnya, dipilihnya Kaltim sebagai pengembangan PLTN karena karena daerah itu bebas gempa. Tidak seperti kepulauan lain yang masih mungkin terjadi gempa yang mampu merusak sejumlah infrastruktur.

Kemudian disulkannya Talisayan sebagai titik pengembangan PLTN, karena lahan di kawasan itu luas, datar, dan dekat laut sehingga memudahkan pembangunan teknologi infrastruktur penunjang pengembangan PLTN.

Apalagi Talisayan juga diprediksi bakal menjadi daerah berkembang baru, seiring adanya rencana pembentukan Daerah Otonom Baru (DOB) Berau Pesisir, pemekaran dari Kabupaten Berau.(*)

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015