Samarinda (ANTARA Kaltim) -  Wali Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Syaharie Jaang berkomitmen mendorong terbentuknya daerah itu menjadi "smart city" atau kota cerdas.

"Kami berkomitmen mendorong terbentuknya Kota Samarinda menjadi `smat city` atau berkonsep kota cerdas," ungkap Syaharie Jaang kepada peneliti dari Lee Kuan Yew School of Public Policy, National University of Singapore (NUS) Dedy Permadi, di Samarinda, Senin.

Dedy Permadi yang juga dosen Fakultas Hubungan Internasional, Universitas Gajah Mada itu, melakukan penelitian di 12 kota se-Indonesia, termasuk di Kota Samarinda untuk mengkaji penggunaan teknologi informasi di sektor pemerintahan di daerah itu.

Berbagai permasalahan terkait penggunaan teknologi informasi dalam menyokong pembangunan dan penyebarluasan program Pemerintah Kota Samarinda disampaikan Syaharie Jaang pada dialog dengan Dedy Permadi tersebut.

Penelitian yang dilakukan tersebut kata Syaharie Jaang, untuk mendorong terbentuknya kota cerdas yaitu upaya pemerintah dalam memberikan respon terhadap masyarakat dengan menggunakan perangkat berbasis teknologi informasi.

Kota Samarinda menurut Syaharie Jaang, perlahan akan menuju pada konsep "Smart City" dengan mengutamakan kemudahan akses bagi masyarakat dalam mendapat pelayanan maupun dalam memberikan tanggapan terhadap program pembangunan yang sedang berjalan.

"Kami memiliki `SMS Gateway` atau sistem aplikasi layanan pesan singkat dua arah untuk pengaduan masyarakat, juga bisa melalui akun twitter dan facebook sehingga Pemerintah Kota Samarinda maupun saya dapat langsung mengontrol apa yang menjadi kebutuhan masyarakat," katanya.

"Perizinan juga sudah menggunakan sistem `online`, begitu pula dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah. Jadi, penerapan konsep `smart city` itu sudah mulai kami jalankan," ungkap Syaharie Jaang.

Pada jenjang koordinasi memiliki grup pada "Blackberry Messanger" sehingga seluruh Camat dan Lurah dapat langsung berkomunikasi secara efektif jika terjadi permasalahan di wilayah Kota Samarinda.

"Saya berusaha merespon setiap keluhan masyarakat yang disampaikan melalui media sosial maupun SMS dan langsung berkoordinasi dengan instansi terkait.

Misalnya, ada warga yang layanan air bersihnya terganggu, maka saya akan langsung menghubungi PDAM untuk segera bertindak sehingga keluhan masyarakat tersebut dapat segera teratasi," ujar Syaharie Jaang.

Ke depan harap Syaharie Jaang, seluruh camat dan lurah dapat berkoordinasi dengan menggunakan teleconference.

"Saat ini memang semakin mudah dengan adanya beberapa fitur pada media sosial, namun tentunya memerlukan sistem koneksi internet yang baik, terutama pada wilayah yang masih jauh dari pusat kota," ungkap Syaharie Jaang. (*)

Pewarta: Amirullah

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015