Samarinda (ANTARA Kaltim) – Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Kaltim pada tahun 2015 menargetkan, melatih sebanyak 75 orang bidan yang berasal dari Kabupaten dan Kota se Provinsi Kaltim dan Kalimantan Utara (Kaltara).
“Saat ini sedang dilakukan pelatihan angkatan ke IV dari V angkatan yang akan dilaksanakan. Diawal tahun 2015 hingga saat ini bidan yang sudah dilatih mencapai 60 orang , jadi tinggal satu angkatan lagi sebanyak 15 orang,†kata Kepala BKKBN Kaltim Yenrizal Makmur yang didampingi Kepala Latbang Drs HN,Chasrunsyah di Samarinda, Senin (9/2).
Ia mengatakan jumlah keseluruhan bidan di Kaltim dan Kaltara yang sudah dilatih sebanyak 700 orang , kemudian ditambah pada tahun 2015 sebanyak 75 orang , sehingga totalnya nanti sebanyak 775 orang bidan yang sudah mendapatkan pelatihan.
Menurutnya setelah mendapatkan pelatihan secara teori dan praktek mereka akan diberikan sertifikat, artinya sudah bisa melayani akseptor yang ingin ber KB. BKKBN Kaltim berharap kepada para bidan dapat melayani masyarakat dengan baik terutama bagi mereka yang menggunakan alat kontrasepsi Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) .
Lanjut Yenrizal Makmu guna menurunkan angka kelahiran atau TFR maka akseptor dianjurkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang seperti IUD, Suntik, Inplan, Metode Oprasi Wanita (MOW) dan Metode Operasi Pria (MOP).
“Sesuai Kontrak Kinerja Provinsi (KKP) BKKBN Kaltim pada tahun 2014 ditargetkan melayani sebanyak 79.194 akseptor baru, namun target tersebut telah terlampui yakni mencapai 90.028 akseptor. Terget KKP pada 2015 minimal sama dengan tahun 2014 ,â€katanya.
Harapannya kepada para bidan dapat mengajak dan melayani ibu-ibu setelah melahirkan untuk ber KB, sehingga bisa menjarangkan kehamlan berikutnya agar seorang ibu memiliki waktu untuk memelihara anak , memberikan kasih sayang serta memenuhi kebutuhan anak seperti gizi, kesehatan serta , pendidikan,†katanya.
Sementara itu Kabid Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR) BKKBN Kaltim, Muhammad Hatta menjelaskan tujuan palatihan tersebut adalah untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan bidan agar memiliki standar kompetensi dalam memberikan pelayanan.
Seperti diketahui katanya program KB di Kaltim dan Kaltara sedang menghadapi tantangan karena selama 10 tahun terakhir mengalami stagnan.
Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 , angka kelahiran atau Total Fertelity Rate ( TFR) di Kaltim dan Kaltara mencapai 2,8 anak per wanita usia subur dan CPR mencapai 54,1 persen. Sedangkan angka calon akseptor yang ingin ber KB namun tidak terlayani (Unmet need) mencapai 8,6 persen.
Dikatakannya guna menekan tingginya angka kelahiran dan laju pertumbuhan penduduk , maka salah satunya perlu dilakukan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan kepada para bidan dengan memberikan pelatihan..
“Kami berharap dengan berbagai upaya yang dilakukan BKKBN Kaltim dan badan KB kabupaten dan kota, TFR yang semula 2,8 persen pada tahun 2014 turun menjadi 2,4 atau 2,5 persen di tahun 2015,†kata M.Hatta.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015
“Saat ini sedang dilakukan pelatihan angkatan ke IV dari V angkatan yang akan dilaksanakan. Diawal tahun 2015 hingga saat ini bidan yang sudah dilatih mencapai 60 orang , jadi tinggal satu angkatan lagi sebanyak 15 orang,†kata Kepala BKKBN Kaltim Yenrizal Makmur yang didampingi Kepala Latbang Drs HN,Chasrunsyah di Samarinda, Senin (9/2).
Ia mengatakan jumlah keseluruhan bidan di Kaltim dan Kaltara yang sudah dilatih sebanyak 700 orang , kemudian ditambah pada tahun 2015 sebanyak 75 orang , sehingga totalnya nanti sebanyak 775 orang bidan yang sudah mendapatkan pelatihan.
Menurutnya setelah mendapatkan pelatihan secara teori dan praktek mereka akan diberikan sertifikat, artinya sudah bisa melayani akseptor yang ingin ber KB. BKKBN Kaltim berharap kepada para bidan dapat melayani masyarakat dengan baik terutama bagi mereka yang menggunakan alat kontrasepsi Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) .
Lanjut Yenrizal Makmu guna menurunkan angka kelahiran atau TFR maka akseptor dianjurkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang seperti IUD, Suntik, Inplan, Metode Oprasi Wanita (MOW) dan Metode Operasi Pria (MOP).
“Sesuai Kontrak Kinerja Provinsi (KKP) BKKBN Kaltim pada tahun 2014 ditargetkan melayani sebanyak 79.194 akseptor baru, namun target tersebut telah terlampui yakni mencapai 90.028 akseptor. Terget KKP pada 2015 minimal sama dengan tahun 2014 ,â€katanya.
Harapannya kepada para bidan dapat mengajak dan melayani ibu-ibu setelah melahirkan untuk ber KB, sehingga bisa menjarangkan kehamlan berikutnya agar seorang ibu memiliki waktu untuk memelihara anak , memberikan kasih sayang serta memenuhi kebutuhan anak seperti gizi, kesehatan serta , pendidikan,†katanya.
Sementara itu Kabid Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR) BKKBN Kaltim, Muhammad Hatta menjelaskan tujuan palatihan tersebut adalah untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan bidan agar memiliki standar kompetensi dalam memberikan pelayanan.
Seperti diketahui katanya program KB di Kaltim dan Kaltara sedang menghadapi tantangan karena selama 10 tahun terakhir mengalami stagnan.
Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 , angka kelahiran atau Total Fertelity Rate ( TFR) di Kaltim dan Kaltara mencapai 2,8 anak per wanita usia subur dan CPR mencapai 54,1 persen. Sedangkan angka calon akseptor yang ingin ber KB namun tidak terlayani (Unmet need) mencapai 8,6 persen.
Dikatakannya guna menekan tingginya angka kelahiran dan laju pertumbuhan penduduk , maka salah satunya perlu dilakukan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan kepada para bidan dengan memberikan pelatihan..
“Kami berharap dengan berbagai upaya yang dilakukan BKKBN Kaltim dan badan KB kabupaten dan kota, TFR yang semula 2,8 persen pada tahun 2014 turun menjadi 2,4 atau 2,5 persen di tahun 2015,†kata M.Hatta.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015