Balikpapan (ANTARA Kaltim) - Sebanyak 297 warga negara asing (WNA) yang mengaku dari Afghanistan saat ini cukup membuat resah warga di sekitar penampungan di Balikpapan.

Pencari suaka di Balikpapan sudah mencapai 297 orang dan semua laki-laki yang kini menyebar di dua tempat di antaranya 154 pencari suaka berada di halaman rumah dinas Imigrasi, sedangkan 143 pencari suaka berada di Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim).

Menurut salah seorang warga bernama Wahyu yang tinggal di dekat rumah dinas Imigrasi tempat para suaka tinggal sementara mengatakan pihaknya merasa terganggu dengan keberadaan pencari suaka tersebut.

"Mereka pada malam hari terkadang keluar dari penampungan, bukan hanya itu yang ditakutkan dengan keberadaan mereka ini bisa jadi mereka diindikasikan adalah teroris atau mata-mata negara lain," kata Wahyu di Balikpapan, Kamis.

Selain itu yang ditakutkan mereka akan menyebarkan pemahaman lain di Balikpapan, katanya.

"Kita meminta kepada Pemerintah Kota Balikpapan untuk segera menyelesaikan hal ini / karena / apabila keberadaan pencari suaka semakin banyak di kota ini, bisa saja kota Balikpapan yang dulunya kondusif kini tidak akan kondusif lagi," kata Wahyu.

Sementara itu pihak United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) adalah suatu organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa yang memberikan perlindungan dan bantuan kepada pengungsi dunia yang tiba di Kantor Imigrasi Balikpapan yakni Madya mengatakan tidak mau memberikan jawaban atas pertanyaan awak media terkait pencari suaka tersebut.

"Maaf rekan-rekan pertanyaannya saya tampung dan akan saya sampaikan ke pusat dan jawabannya besok," kata Madya.

UNHCR Berkantor pusat di Jenewa, Switzerland, organisasi ini telah didirikan oleh Majelis Umum PBB, sejak 14 December 1950.

UNHCR telah diberi mandat untuk memimpin dan mengkoordinasi langkah-langkah internasional dalam memberikan `perlindungan kepada pengungsi dan menyelesaikan permasalahan pengungsi. Tujuan utama adalah memberikan keamanan dan hak dari para pengungsi. Inti dari mandat UNHCR adalah melindungi pengungsi.    (*)

Pewarta: Susylo Asmalyah

Editor : Amirullah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014