Samarinda (ANTARA Kaltim) - Mahasiswa yang menggelar unjuk rasa di Kota Samarinda, Jumat Sore (21/7) sempat menyendera sebuah mobil truk tangki bahan bakar minyak (BBM).

Selain menolak kenaikan harga BBM, unjuk rasa yang dilakukan mahasiswa dari berbagai elemen di depan pintu masuk Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda di Jalan M Yamin juga mengutuk tindakan represif aparat keamanan yang menyebabkan seorang mahasiswa di Makassar, Sulawesi Selatan, meninggal dunia.

Para mahasiswa yang menggelar unjuk rasa itu berasal dari berbagai elemen, antara lain Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI).

Selain membakar ban di tengah jalan, mahasiswa juga terlihat sempat menyandera mobil tangki pengangkut BBM yang melintas di Jalan M Yamin, kemudian menjadikannya sebagai panggung orasi.

Namun, aksi penyenderaan mobil tangki pengangkut BBM itu tidak berlangsung lama sebab setelah menjadikan sebagai panggung dalam berorasi, mobil tersebut kemudian dibebaskan.

"Aksi ini kami lakukan sebagai bentuk penolakan terhadap kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM yang berdampak luas pada kehidupan masyarakat," kata Ketua PMMI Kota Samarinda Fuad ditemui disela-sela unjuk rasa.

Unjuk rasa mahasiswa itu sempat diwarnai ketegangan saat seorang warga memprotes aksi mahasiswa yang menutup kedua ruas Jalan M Yamin.

Namun, ketegangan itu tidak berlangsung lama setelah beberapa mahasiswa dan warga lainnya melerai, sehingga benturan fisik dapat terhindarkan.

"Sikap pemerintah yang meniakkan harga BBM kami nilai mengabaikan kondisi masyarakat, apalagi saat ini jumlah penduduk miskin di Indonesia cenderung terus bertambah. Jadi, dengan naiknya harga BBM itu akan semakin menyulitkan masyarakat untuk memenuhi berbagai kebutuhan," kata Ketua GMNI Samarinda Imam.

Pada unjuk rasa itu, mahasiswa juga sempat terlihat menghentikan beberapa mobil berplat merah, namun upaya penyanderaan mobil dinas itu berhasil digagaglkan mahasiswa lainnya.

Pada aksi itu tidak satupun personel kepolisian baik Dalmas maupun polisi lalu lintas terlihat mengamankan unjuk rasa mahasiswa sehingga terjadi kemacetan panjang hingga di Simpang Empat Mal Lembuswana, akibat penutupan kedua ruas Jalan M Yamin yang merupakan salah satu jalan protokol di Kota Samarinda.

"Kami akan terus menyuarakan aspirasi masyarakat, menolak kenaikan harga BBM itu," kata Imam.    (*)

Pewarta: Amirullah

Editor : Amirullah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014