Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Akmal Malik menyebut, sejumlah area eks tambang batu bara di provinsi ini telah berhasil dilakukan reklamasi dan dimanfaatkan untuk kegiatan produktif seperti pertanian, baik pertanian tanaman pangan, kebun, maupun hortikultura.
"Beberapa perusahaan tambang bahkan mulai mengembangkan hilirisasi untuk menciptakan nilai tambah dari lahan bekas tambang tersebut," kata Akmal yang juga Dirjen Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri ini, di Samarinda, Selasa.
Beberapa contoh pengelolaan lahan eks tambang oleh perusahaan yang bersinergi dengan masyarakat setempat seperti di Kabupaten Kutai Kartanegara, yakni dengan menanam rumput odot sebagai pakan ternak,
Kemudian perkebunan kakao di Kabupaten Berau, perkebunan pisang di Kabupaten Kutai Timur, sawah di Kutai Kartanegara, bahkan SMK swasta di Kecamatan Samboja, Kutai Kartanegara, menjadikan lahan eks tambang menjadi kebun jeruk.
Ia menyatakan bahwa perlu strategi khusus dalam pengelolaan reklamasi tambang dan transformasi agraris, seperti sinkronisasi kebijakan antara pemerintah pusat dan daerah, terutama dalam isu pengelolaan pertambangan, yakni kewenangan daerah hanya untuk mengeksekusi kebijakan pusat.
Ia juga mendorong keterlibatan generasi muda dalam memanfaatkan lahan eks tambang untuk sektor agraris, sementara dari pemerintah mendorong gerakan bersama untuk memobilisasi anak muda mengelola agraris, karena sektor ini sangat menjanjikan.
Akmal pun menekankan pentingnya perlindungan lahan pertanian dari ekspansi tambang untuk menjaga ketahanan pangan, karena jika lahan pertanian produktif dijual dan dialihfungsikan, maka produksi pangan Kaltim akan menurun.
Sebelumnya, saat menjadi narasumber dalam dialog di salah satu televisi nasional di Jakarta, ia pun berharap Kaltim dapat memanfaatkan momentum kehadiran Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk menjadi pemasok utama kebutuhan pangan, maka generasi muda Kaltim harus mengambil peran aktif dalam pembangunan berbasis agraris.
"Anak muda harus mengambil peran strategis ini. Provinsi Kaltim pun harus melakukan transformasi untuk mewujudkan ketahanan pangan. Tanpa transformasi, kita tidak akan menjadi tuan di daerah sendiri," katanya.
Sebagai Dirjen Otonomi Daerah, Akmal juga menegaskan visinya untuk menjadikan Kalimantan Timur sebagai kawasan strategis yang mendukung pembangunan nasional sekaligus memberdayakan masyarakat lokal.
"Kehadiran IKN harus menjadi peluang emas bagi Kaltim untuk tumbuh sebagai pusat agraris dan pengembangan ekonomi yang berkelanjutan," imbuhnya Akmal.
Pria asal Sumatera Barat ini, punya visi besar dalam mengelola Kaltim sebagai kawasan strategis yang tidak hanya menjadi pusat pembangunan nasional, tetapi juga tempat bagi masyarakat lokal untuk berdaya, tumbuh dan berkembang.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024