Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Provinsi Kalimantan Timur mencatat telah menerima ratusan pengaduan dari masyarakat menyangkut lingkungan dan kehutanan, lewat Sistem Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik Nasional (SP4N)-Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online Rakyat (SP4N-LAPOR).
Hal tersebut disampaikan Pranata Hubungan Masyarakat (Humas) Dinas Kominfo Kaltim Mardiasih di Penajam Jumat, saat melakukan sosialisasi dan pelatihan SP4N-LAPOR! di dua wilayah di Kabupaten Penajam Paser Utara, yakni di Kelurahan Gersik dan Kelurahan Waru.
Sosialisasi dan pelatihan SP4N-LAPOR! untuk mendukung program Forest Carbon Partnership Facility-Carbon Fund
(FCPF-CF) dilakukan sejak 2023.
SP4N-LAPOR! penting sebagai wadah laporan bagi masyarakat menyangkut kerusakan lingkungan atau aktivitas mengganggu hutan.
Dia menjelaskan, sepanjang tahun 2023 pengaduan masyarakat menyangkut lingkungan dan kehutanan tercatat berkisar 100 aduan, dan sepanjang 2024 tercatat sekitar 59 pengaduan menyangkut lingkungan dan kehutanan.
"Aduan itu terkait lingkungan sekitar warga, kawasan dan pelestarian hutan, serta hewan dan tumbuhan di dalam kawasan hutan," tambahnya.
SP4N-LAPOR! sebagai sarana pengaduan dan aspirasi masyarakat, bukan saja untuk permasalahan lingkungan dan kehutanan, tetapi juga keluhan dan saran mengenai pelayanan publik pemerintah lainnya.
SP4N-LAPOR! menjamin pengaduan dan aspirasi masyarakat dapat disalurkan kepada penyelenggara publik yang berwenang untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik.
Melalui SP4N-LAPOR!, katanya, pengaduan dan saran dari masyarakat dapat ditangani cepat sesuai kewenangan masing-masing pengelola pelayanan publik.
Dinas Kominfo Provinsi Kaltim telah melaksanakan sosialisasi dan pelatihan SP4N-LAPOR kepada warga di 10 desa/kelurahan tersebar pada enam kabupaten/kota di daerah yang dikenal dengan Benua Etam itu.
"Pada anggaran 2025 dijadwal melakukan sosialisasi dan pelatihan SP4N-LAPOR! mendukung program PCPF-CF, menyasar ke 10 desa/kelurahan yang tersebar di lima kabupaten/kota, terutama desa terpencil di Kabupaten Paser dan Kabupaten Berau," demikian Mardiasih.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024