Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur, membentuk satuan relawan kebakaran di tingkat desa/kelurahan untuk mendukung upaya pencegahan dan penanganan kebakaran di wilayahnya.
"Kami bentuk 25 satuan relawan di tiga kecamatan pada tahun ini," ujar Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kabupaten Penajam Paser Utara Fernando Simanjuntak di Penajam, Kamis.
Personel relawan kebakaran berjumlah 285 orang dari 25 satuan relawan kebakaran tersebut, dengan rincian 10 satuan relawan kebakaran di Kecamatan Penajam, di Kecamatan Waru tiga satuan relawan kebakaran, dan 12 satuan relawan kebakaran di Kecamatan Babulu.
"25 satuan relawan kebakaran itu akan dikukuhkan pada Desember 2024," ucapnya.
"Pada 2023 satu satuan relawan kebakaran dibentuk di Kecamatan Sepaku, diharapkan bisa bentuk satuan relawan kebakaran di seluruh desa/kelurahan pada 2025," tambahnya.
"Pada 2023 satu satuan relawan kebakaran dibentuk di Kecamatan Sepaku, diharapkan bisa bentuk satuan relawan kebakaran di seluruh desa/kelurahan pada 2025," tambahnya.
Satuan relawan kebakaran, lanjutnya, juga dibekali dengan pengetahuan dan peralatan penyelamatan, seperti sepatu dan seragam, serta mengikuti pelatihan agar lebih profesional saat menghadapi suatu kejadian.
Satuan relawan di desa/kelurahan sebagai pendukung dalam menangani kebakaran saat berada di lokasi, sambil menunggu personel dari DPKP kabupaten atau posko pemadam kebakaran terdekat menuju ke lokasi kebakaran.
"Satuan relawan kebakaran dibentuk untuk minimalisir dan menanggulangi kebakaran dan penyelamatan non-kebakaran," ucapnya.
"Satuan relawan kebakaran dibentuk agar warga dapat melakukan pemadaman api lebih awal sambil menunggu petugas pemadam kebakaran datang," kata Fernando Simanjuntak.
Penanganan kebakaran menjadi tanggung jawab bersama, sehingga penanganan sejak dini sangat diperlukan dan satuan relawan kebakaran segera melapor kepada DPKP apabila ada kebakaran.
"Dengan adanya satuan relawan itu kebakaran di permukiman warga bisa ditanggulangi lebih awal dan dampaknya bisa diperkecil," ucap Fernando Simanjuntak.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024