Event balap lumpur di medan ekstrem alias offroad ulang tahun klub otomotif P2O di arena offroad Grand City, Sabtu-Minggu 12-13 Oktober 2024 lalu, masih menyisakan beberapa cerita. Diantaranya kenapa yang juara para offroader Samarinda.

Offroader Kota Tepian mendominasi dengan Tim OMDO Bosse Q alias RotiSisir Balap dan OMDO Bosse P. Toni Satoto (driver) bersama co-driver/navigator Yanto dan Agus Bosse-Munip dari Tim Q, dan Ruffi-Mawan dan Heru-Qinan sukses membawa pulang grand prize alias hadiah utama, masing-masing satu unit mobil second Suzuki Katana.

Harga mobil Katana bekas rata-rata tidak kurang dari Rp50-70 juta, dan bisa lebih tinggi sesuai kondisi mesin, bodi, kelengkapan surat-menyurat, dan negoisasi.  

“Jadi kami sampaikan terimakasih yang luar biasa pada panitia,” kata Toni Satoto dan Agus semringah, saat ditemui Kamis. OMDO adalah singkatan dari Orang Muda Doyan Offroad, mengacu kepada rata-rata usia para anggotanya.

OMDO Bosse Q adalah satu dari empat tim yang mampu menyelesaikan 10 PRC (post route control atau jalur balap ekstrem dengan pos lapor/kontrol di awalnya).

Selain OMDO Bosse Q, ada GBOC dan Bimo dari Balikpapan dan NGK Tenggarong yang juga bermain mumpuni dan finish 10 PRC. Ada pun OMDO Bosse P berhasil melibas 9 PRC bersama dengan Rafi dari Tim FF dan Aldi dari Tim M.

Sesuai peraturan lomba yang disepakati, tim yang mampu menyelesaikan 7-9 PRC berhak ikut undian dengan hadiah utama mobil ditambah satu motor dan dua televisi. Buat tim yang bisa menyelesaikan 10 PRC, berhak ikut undian berhadiah mobil plus dua motor.

“Untuk bisa sampai posisi berhak ikut undian itu, berat itu perjuangannya Susan dan Surtijo dan teman-teman navigator, apalagi kru kami,” kata Toni Satoto. Susan dan Surtijo adalah nama-nama mobil Tim Q, yang keduanya adalah Suzuki Jimny.

Di hari kedua terutama, trek di dalam hutan berubah jadi lumpur likat yang seolah menjerat ban. Dalam situasi seperti itu, tutur Toni, kekuatan mesin, mekanisme gerak 4X4, dan winch, total diuji.

Winch adalah derek khusus yang biasanya dipasang di moncong mobil, berupa gulungan (drum) kabel baja (sling) atau tali plasma (serabut nilon dengan anyaman khusus) yang diberi kait (hook) di ujung yang keluar dari gulungan itu. Bila mobil terjebak, misalnya, sling atau plasma diulur sesuai kebutuhan, lalu hook dikaitkan di satu titik (winching point), baru kemudian drum diputar. Perputaran drum menggulung sling atau kabel menarik kendaraan ke arah winching point, perlahan membebaskan kendaraan dari rintangan atau jebakannya.  

Untuk memutar drum winch, bisa digunakan tenaga listrik, bisa pula mengandalkan kekuatan putaran mesin. Winch elektrik bisa terhubung dengan aki mobil, bisa pula menggunakan aki terpisah. Untuk winch dengan kekuatan mesin yang juga disebut winch PTO (power take off), drum penggulung sling diputar oleh satu set roda gigi dan              as yang terhubung dengan gearbox yang meneruskan tenaga putaran mesin.

Di moncong Susan yang dikemudikan Toni dipasang winch Supersonic, sementara Agus yang sehari-hari adalah mekanik memasang winch legendaris Warn 8274. Supersonic sendiri mulai mendapat nama di kalangan offroader karena terbukti cukup konsisten dan tangguh.

Saat melewati trek lumpur likat itu, Susan dengan pengaturan persnelling low (rendah), airlocker terpasang agar roda bergerak serentak, dan winch aktif, perlahan maju namun stabil. Di depannya sudah terlebih dahulu Surtijo melenggang pelan.

Pergerakan mobil diikuti kru yang sudah berpengalaman di medan berat. Saat diperlukan, Yanto dan Munip sigap menarik sling menuju winching point, atau memberi spotter, isyarat tangan memandu pengemudi agar roda dapat pijakan yang tepat.

Masuk trek offroad juga tidak bisa langsung gas begitu saja. Pengemudi dan wakilnya harus survai dulu, turun jalan kaki sehingga melihat langsung rintangan yang ada.

“Dari situ kita tahu mesti bagaimana melewatinya, atau mengatasinya,” kata Toni.

Di sisi lain, serunya lomba sudah dimulai sejak awal. Ada aturan setiap tim harus menempuh satu PRC wajib sebelum masuk PRC lainnya. PRC yang mana yang menjadi PRC wajib setiap tim, ditentukan dengan undian juga.

“Karena ada 10 PRC dan jumlah tim 30an, untuk menghemat waktu dan agar tidak terjadi penumpukan peserta di PRC, masing-masing PRC diantre 3 atau 4 tim sebagai PRC wajib,” jelas sekretaris lomba sekaligus sekretaris P2O Okky.

Setelah itu strategi masing-masing tim dalam memilih PRC atau memilih medan lomba berikutnya turut menentukan nasib tim selain kerjasama dan kekompakan seluruh kru, kondisi mobil, dan sering juga kondisi cuaca.  

“PRC wajib kami PRC 10,” cerita Toni. Hari Sabtu langit cerah, matahari bersinar garang membuat suasana di dalam hutan gerah. Dengan kerjasama tim, satu per satu tantangan dan rintangan tiap PRC dilewati.

“Kami juga maksimalkan malam hari karena PRC buka sampai pukul 22.00. Untung Susan dan Surtijo punya lampu terang, main malam aman,” kata Agus. Tim Q dapat menyelesaikan dua PRC di malam Minggu.

Besoknya, pada Minggu siang atau hari kedua lomba, sudah terlihat dari 68 mobil peserta atau 34 tim, sebagian besar merasa cukup menyelesaikan 3 PRC saja karena mendapat berbagai masalah di trek. Mulai dari masalah teknis mobil hingga driver dan kru yang kelelahan.

“Kami juga ada masalah sedikit, tapi Alhamdulillah bisa diselesaikan dengan baik,” kata Toni.

Bakda ashar semua PRC ditutup dan panitia mulai mengundi nomor tim peserta sesuai pencapaiannya di lapangan. Sambil diselingi musik dangdut, hadiah-hadiah seperti sepeda gunung, televisi, shockbreaker, dengan cepat dibagi-bagi.

Ketika kemudian OMDO Bosse P dan Q dapat hadiah mobil, sorak sorai kru dari samping belakang panggung pun meledak.

Tim OMDO-Bosse Q saat di trek offroad P2O di Grand City. (ANTARA/novi abdi)

“Alhamdulillah, ini terbayar jerih payah teman-teman semua,” kata Agus.

“Teman-teman ini kan memang sangat kompak, hasil dari sering latihan bersama, dan memang sudah lama sama-sama,” komentar Sunu Wardono, offroader kawakan Balikpapan yang di event kali ini tak bisa ikut sebab mobilnya bermasalah.

Kebersamaan OMDO antara lain ditandai dengan kegemaran mereka beraktivitas di alam bebas seperti kemping atau touring offroad maupun onroad, setidaknya hampir 10 tahun terakhir ini.

Di sisi lain lagi, di akhir event, panitia pun harus kerja keras mencuci jalan Grand City Boulevard sepanjang tak kurang dari 500 meter, dari depan FoodCourt hingga gerbang Grand City di Km 7 Soekarno-Hatta. Mobil-mobil peserta yang keluar arena offroad melepaskan tanah dan lumpur begitu dikebut di jalan raya.

“Kami kerahkan satu mobil tangki air dan beberapa orang untuk menyikat jalan agar nyaman dilalui kembali,” kata Okky. Tim ini bekerja hingga Senin sore 14/10.

“Kami juga mohon maaf atas ketidaknyamanannya,” kata Okky lagi. 

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024