Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur, memperkuat penanggulangan bencana dengan mengintensifkan desa tangguh bencana (Destana) yang telah dibentuk di sejumlah desa di daerah yang dikenal Benuo Taka itu.
"Kami lakukan upaya pengurangan risiko bencana (mitigasi) sebagai langkah penanggulangan bencana," ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Penajam Paser Utara Muhammad Sukadi Kuncoro di Penajam, Sabtu.
Salah satu upaya yang dilakukan untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman bencana, lanjut dia, dengan mengintensifkan Destana yang telah dibentuk.
Pengembangan Destana salah satu upaya penanggulangan dan pengurangan risiko bencana berbasis masyarakat, karena kunci penting dalam Destana adalah masyarakat itu sendiri.
Sampai saat ini, Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara telah membentuk 15 Destana tersebar di empat kecamatan terutama yang masuk zona merah atau bahaya tinggi.
Setiap Destana beranggotakan 30 orang, dan yang sudah terbentuk di Desa Api-Api, Sumber Sari, Bangu Mulyo, Sesulu, Babulu Laut, Rintik, Sebakung Jaya, Karang Jinawi, Bukit Subur, Telemow, dan Desa Giripurwa.
"Kemudian di Kelurahan Sesumpu, Riko, Sepaku dan Kelurahan Saloloang. dan diupayakan Destana terus terbentuk," katanya.
Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara juga membentuk satuan pendidikan aman bencana (SPAB) pada enam sekolah menengah pertama, sebagai upaya penanggulangan dampak bencana di lingkungan sekolah.
SPAB yang sudah terbentuk di SMP Negeri 25, SMP Negeri 7, SMP Negeri 4, SMP Negeri 5, SMP Negeri 18 dan SMP Negeri 21 Kabupaten Penajam Paser Utara.
"Semua yang terlibat diberikan bimbingan dan bekal kemampuan serta keterampilan melalui berbagai pelatihan terkait bencana," jelasnya.
Upaya tersebut dilakukan untuk meningkatkan kapasitas kesiapsiagaan yang direncanakan dan dilaksanakan masyarakat maupun pelajar sebagai pelaku utama penanggulangan bencana, demikian Muhammad Sukadi Kuncoro.(Adv)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024