Sangatta (ANTARA Kaltim) -  Sebanyak tujuh desa di Kecamatan Karangan, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur mengalami krisis air bersih akibat musim kemarau yang melanda daerah itu.

"Akibat kemarau saat ini semua desa di Kecamatan Karangan sedang mengalami krisis air bersih, sumur milik warga kering termasuk sumur di kantor camat dan Puskesmas," kata Camat Karangan M Tahir di Sangatta, Senin.

Menurut dia tujuh desa di Kecamatan Karangan sejak beberapa waktu lalu dilanda musim kemarau mengakibatkan warganya mengalami kesulitan air bersih, termasuk di kantor camat dan puskesmas.

Ia mengatakan sumur-sumur warga kering termasuk yang ada di kantor camat yang digali cukup dalam menggunakan exavator demikian juga sumur yang ada di puskesmas setempat.

Menurut Tahir untuk kebutuhan air bersih di kantor camat dan puskesmas, para staf ditugaskan mengambil air menggunakan jerigen ke sungai sejauh 5 kilometer menggunakan sepeda motor.

"Setiap hari para staf kantor naik sepeda motor membawa jerigen mengambil air sungai sejauh 5 kilometer," katanyai.

Ia mengaku sudah mengusulkan pengadaan mobil tangki dan mobil operasional ke Pemkab Kutai Timur, tapi sampai sekarang belum ada realisasi.

"Sudah satu tahun saya mengusulkan pengadaan mobil tangki dan mobil operasional tapi sampai sekarang tidak ada realisasi. Padahal keberadaan mobil tangki air itu sangat penting dan dan dibutuhkan, saat terjadinya musim kemarau seperti sekarang ini," ujarnya.

Dia mengatakan mobil operasional kecamatan juga penting, karena pihaknya tidak bisa keliling mengunjungi semua desa di karangan hanya dengan menggunakan sepeda motor.

"Kalau tidak ada kendaraan operasional kami sulit mengujungi semua desa yang jaraknya cukup jauh. Masyarakat berharap pemerintah kecamatan datang melihat langsung keadaan warganya yang sekarang dilanda krisis air akibat kemarau," ujarnya.

Menurut Tahir sehubungan dengan belum adanya mobil operasional kecamatan kalau menghadiri undangan pihaknya harus mencarter seedboat dari Kecamatan Karangan ke Sangkulirang yang biayanya mencapai Rp1 juta sekali jalan atau Rp2 juta perg pulang.

Sementara dari Sangkulirang ke ibu kota kabupaten juga kalau carter mobil tarifnya Rp600 ribu hingga Rp700 ribu sekali jalan atau kalau pulang biayanya Rp1,2 juta hingga Rp1,4 juta belum termasuk biaya penginapan.

"Kalau ada kendaraan operasional kita bisa menghemat karena hanya membeli bahan bakar minyak (BBM) saja kurang dari Rp1 juta," katanya.(*)

Pewarta: Adi Sagaria

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014