Lembaga Kajian Olahraga Prestasi (LeKOP) Indonesia menganalisa kontingen Provinsi Kalimantan Timur masih punya peluang untuk mewujudkan target lima besar pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI/2024 Aceh-Sumatra Utara (Sumut).
Perwakilan tim pakar LeKOP Indonesia Rohadi di Samarinda, Rabu, menjelaskan analisa berangkat dari data-data atlet Kaltim yang terkumpul selama proses persiapan menuju ajang olahraga empat tahunan tersebut.
Ia mengatakan berdasarkan data PON sebelumnya, kejurnas terakhir dan sejumlah laga uji coba menjelang PON, diyakini Kaltim bisa memperoleh 25 medali emas
“Kita berharap realisasi medali bisa lebih besar. Tetapi dari hasil kajian kami, berdasarkan pula capaian Kaltim dari PON ke PON, jumlah tersebut yang paling rasional,” terang Rohadi.
Rohadi menilai perolehan 25 medali emas itu telah cukup untuk mengamankan Kaltim sebagai peraih medali terbanyak di luar Pulau Jawa seperti Jawa Barat, DKI, Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Hal ini disebabkan pada PON 2024 ada dua daerah sebagai tuan rumah yakni Aceh dan Sumut dan keduanya diyakini mempunyai motivasi kuat merebut medali yang sebelumnya dikuasai kontingen daerah di Jawa.
“Tetapi bukan berarti kita tidak memperhatikan ancaman dari daerah lain. Sebut saja Bali yang pada PON Papua lalu menyalip Kaltim di akhir pelaksanaan. Itu harus menjadi catatan agar kali ini hal serupa tidak lagi terjadi,” tegas Rohadi.
Sayangnya, hasil telaah itu belum mereka serahkan ke KONI Kaltim. Tentang itu, Ketua LeKOP Indonesia Iman Surya menjelaskan alasannya. Itu tidak lepas dari kondisi di mana mereka baru terbentuk pada 1 Agustus lalu.
"Tetapi sembari itu berjalan, kami juga melaksanakan kajian itu, sebagai bentuk sumbangsih pemikiran kami kepada olahraga prestasi di Kaltim,” jelas akademisi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman itu.
Iman menceritakan alasan perubahan nama dari Lekop Kaltim menjadi Lekop Indonesia . Menurutnya, dengan Kaltim sekarang menjadi perhatian nasional lewat kehadiran Ibu Kota Nusantara, sudah sepatutnya mereka juga menyesuaikan diri.
"Kami berharap LeKOP ini bisa memperluas jangkauannya, agar setiap perkembangan olahraga prestasi daerah itu bisa dikaji, kemudian perkembangannya bisa terukur dengan optimal,” kata Iman.
Mereka pun berencana membuka ruang diskusi dengan organisasi pemerintah daerah (OPD) terkait, seperti Dinas Pemuda dan Olahraga. Atau organisasi pembina olahraga seperti KONI dalam upaya memajukan prestasi olahraga di daerah.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024
Perwakilan tim pakar LeKOP Indonesia Rohadi di Samarinda, Rabu, menjelaskan analisa berangkat dari data-data atlet Kaltim yang terkumpul selama proses persiapan menuju ajang olahraga empat tahunan tersebut.
Ia mengatakan berdasarkan data PON sebelumnya, kejurnas terakhir dan sejumlah laga uji coba menjelang PON, diyakini Kaltim bisa memperoleh 25 medali emas
“Kita berharap realisasi medali bisa lebih besar. Tetapi dari hasil kajian kami, berdasarkan pula capaian Kaltim dari PON ke PON, jumlah tersebut yang paling rasional,” terang Rohadi.
Rohadi menilai perolehan 25 medali emas itu telah cukup untuk mengamankan Kaltim sebagai peraih medali terbanyak di luar Pulau Jawa seperti Jawa Barat, DKI, Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Hal ini disebabkan pada PON 2024 ada dua daerah sebagai tuan rumah yakni Aceh dan Sumut dan keduanya diyakini mempunyai motivasi kuat merebut medali yang sebelumnya dikuasai kontingen daerah di Jawa.
“Tetapi bukan berarti kita tidak memperhatikan ancaman dari daerah lain. Sebut saja Bali yang pada PON Papua lalu menyalip Kaltim di akhir pelaksanaan. Itu harus menjadi catatan agar kali ini hal serupa tidak lagi terjadi,” tegas Rohadi.
Sayangnya, hasil telaah itu belum mereka serahkan ke KONI Kaltim. Tentang itu, Ketua LeKOP Indonesia Iman Surya menjelaskan alasannya. Itu tidak lepas dari kondisi di mana mereka baru terbentuk pada 1 Agustus lalu.
"Tetapi sembari itu berjalan, kami juga melaksanakan kajian itu, sebagai bentuk sumbangsih pemikiran kami kepada olahraga prestasi di Kaltim,” jelas akademisi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman itu.
Iman menceritakan alasan perubahan nama dari Lekop Kaltim menjadi Lekop Indonesia . Menurutnya, dengan Kaltim sekarang menjadi perhatian nasional lewat kehadiran Ibu Kota Nusantara, sudah sepatutnya mereka juga menyesuaikan diri.
"Kami berharap LeKOP ini bisa memperluas jangkauannya, agar setiap perkembangan olahraga prestasi daerah itu bisa dikaji, kemudian perkembangannya bisa terukur dengan optimal,” kata Iman.
Mereka pun berencana membuka ruang diskusi dengan organisasi pemerintah daerah (OPD) terkait, seperti Dinas Pemuda dan Olahraga. Atau organisasi pembina olahraga seperti KONI dalam upaya memajukan prestasi olahraga di daerah.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024