Sangatta (ANTARA Kaltim) - Pemerintah Kabupaten Kutai Timur Provinsi Kalimantan Timur berkeinginan mengurangi jatah beras miskin dengan meningkatkan produksi beras petani lokal.
Ada keinginan Pemkab untuk mengurangi permintaan beras miskin dan menggenjot petani agar meningkatkan produksi beras lokal, kata Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Kutai Timur, Sarifudin Ginting di Sangatta, Senin.
Keinginan Pemkab untuk mengurangi beras miskin, bahkan telah didukung warga diberbagai tempat dengan menolak jatah raskin.
Secara bertahap jatah raskin ke masyarakat akan dikurangi, seiring dengan terus meningkatkan tarap hidup masyarakat dan meningkatkan pula hasil produksi petani kita di Long Masengat, Rantau Pulung, Karangan, Kaubun dan Kongbeng.
Begitu juga produksi padi petani di Teluk Pandan dan Kaliorang serta Sangatta Selatan, termasuk padi gunung yang kian meningkat, diharapkan mampu memenuhi kebutuhan kita dan mengurangi beras miskin.
Camat Kecamatan Busang, Darius Jiu Dian, mengatakan pengurangan jatah beras miskin, sebetulnya sudah lama di beberapa desa diwilayahnya.
Kecamatan Busang, kata Camat Darius Jiu Dian,dengan memiliki luas 3.721,62 kilometer persegi merupakan 10,41 persen dari luas wilayah Kabupaten Kutai Timur, mayoritas ada petani dan karyawan.
Menurut Camat Darius Jiu, kecamatan dengan enam desa yang dipimpinnya sejak tiga tahun terakhir masyarakatnya sudah tidak lagi menerima beras miskin (raskin) karena lebih banyak mengkonsumsi beras lokal.
"Beras produksi sendiri seperti beras gunung cukup untuk mereka sehingga tidak butuh lagi beras miskin (raskin) kata camat Darius, Minggu.
Menang tidak semuanya warga kami di enam desa itu memiliki beras gunung dan beras sawah, tapi meskipun demikian kemampuan, mereka mampu membeli beras dari luar yang dijual di kios-kios dan ditoko-toko setempat.
"Artinya bahwa selain ada beras lokal yang rasanya enak, masyarakat juga terbilang mampu membeli beras di toko karena ekonomi semakin baik,"ujar dia.
Makanya tidak heran kalau setiap raskin masuk dikirim pemerintah ke busang hanya menumpuk di kantor desa. Bahkan kades keliling kampung meminta warga datang mengambil raskin, namun hanya beberapa orang saja yang datang.
Warga desa Long Nyelong kecamatan Busang, Gesang, mengatakan, dirinya sudah dua tahun ini tidak lagi memgambil raskin di kantor desa, karena memiliki beras sendiri dan juga membeli dipasar atau kios-kios setempat rumahnya.
"Saya tidak lagi membeli raskin, karena selain rasanya kurang enak juga karena punya beras sendiri hasil kebun dan juga bisa beli di toko yang rasanya enak", katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014
Ada keinginan Pemkab untuk mengurangi permintaan beras miskin dan menggenjot petani agar meningkatkan produksi beras lokal, kata Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Kutai Timur, Sarifudin Ginting di Sangatta, Senin.
Keinginan Pemkab untuk mengurangi beras miskin, bahkan telah didukung warga diberbagai tempat dengan menolak jatah raskin.
Secara bertahap jatah raskin ke masyarakat akan dikurangi, seiring dengan terus meningkatkan tarap hidup masyarakat dan meningkatkan pula hasil produksi petani kita di Long Masengat, Rantau Pulung, Karangan, Kaubun dan Kongbeng.
Begitu juga produksi padi petani di Teluk Pandan dan Kaliorang serta Sangatta Selatan, termasuk padi gunung yang kian meningkat, diharapkan mampu memenuhi kebutuhan kita dan mengurangi beras miskin.
Camat Kecamatan Busang, Darius Jiu Dian, mengatakan pengurangan jatah beras miskin, sebetulnya sudah lama di beberapa desa diwilayahnya.
Kecamatan Busang, kata Camat Darius Jiu Dian,dengan memiliki luas 3.721,62 kilometer persegi merupakan 10,41 persen dari luas wilayah Kabupaten Kutai Timur, mayoritas ada petani dan karyawan.
Menurut Camat Darius Jiu, kecamatan dengan enam desa yang dipimpinnya sejak tiga tahun terakhir masyarakatnya sudah tidak lagi menerima beras miskin (raskin) karena lebih banyak mengkonsumsi beras lokal.
"Beras produksi sendiri seperti beras gunung cukup untuk mereka sehingga tidak butuh lagi beras miskin (raskin) kata camat Darius, Minggu.
Menang tidak semuanya warga kami di enam desa itu memiliki beras gunung dan beras sawah, tapi meskipun demikian kemampuan, mereka mampu membeli beras dari luar yang dijual di kios-kios dan ditoko-toko setempat.
"Artinya bahwa selain ada beras lokal yang rasanya enak, masyarakat juga terbilang mampu membeli beras di toko karena ekonomi semakin baik,"ujar dia.
Makanya tidak heran kalau setiap raskin masuk dikirim pemerintah ke busang hanya menumpuk di kantor desa. Bahkan kades keliling kampung meminta warga datang mengambil raskin, namun hanya beberapa orang saja yang datang.
Warga desa Long Nyelong kecamatan Busang, Gesang, mengatakan, dirinya sudah dua tahun ini tidak lagi memgambil raskin di kantor desa, karena memiliki beras sendiri dan juga membeli dipasar atau kios-kios setempat rumahnya.
"Saya tidak lagi membeli raskin, karena selain rasanya kurang enak juga karena punya beras sendiri hasil kebun dan juga bisa beli di toko yang rasanya enak", katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014