Kepala Dinas Perhubungan Kota Balikpapan Adward Skenda Putra bakal melakukan evaluasi halte Transportasi Ekonomis Mudah Aman dan Nyaman (TEMAN) bus yang bernama Balikpapan City Trans.

"Pada hari pertama pengoperasian TEMAN bus di lapangan masih ada kendaraan lain yang parkir di halte tempat pemberhentian bus," katanya, Senin (8/7).

Ia mengatakan, ada dua halte yang justru digunakan oleh kendaraan lain untuk parkir. Yakni halte di Pelabuhan Semayang Jalan Yos Sudarso, dan halte di luar Bandar Udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan Balikpapan Jalan Marsma R Iswahyudi.

Halte di Semayang, terdapat dua truk terparkir sehingga bus harus menunggu di luar zona bus yang di cat berwarna merah.

Kemudian untuk halte di kawasan Sepinggan justru ditempati oleh kendaraan daring yang sedang menunggu penumpang.

Selain itu, ada beberapa rambu pada halte bus yang juga tertutup pohon sehingga tiang rambu itu tidak terlihat jelas.

"Oleh sebab itu kami lakukan evaluasi dan sosialisasi agar tempat itu tidak digunakan untuk parkir kendaraan," tuturnya.

Sementara itu, terkait lajur Balikpapan khusus seperti Bus Raya Terpadu (BRT) pada umumnya tidak menggunakan.

"Jadi mereka pake lajur biasa berbaur sama kendaraan lain," jelasnya.

 Adward akrab disapa Edo itu menjelaskan Dishub Balikpapan juga bakal melakukan pertemuan dengan pihak Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Balikpapan.

Dikemukakannya pertemuan itu akan membahas nasib Angkutan Kota (Angkot) di kota minyak julukan Kota Balikpapan untuk kedepannya mengingat dengan adanya Sarana Transportasi Umum Masal (SAUM) TEMAN bus ini bisa menimbulkan kecemburuan sosial.

"Rencananya untuk angkutan kota di Balikpapan akan dijadikan kendaraan feeder. Kita harus ajak pengusaha angkutan untuk turut terlibat," ungkapnya.

Sementara ituIa , anggota komisi III DPRD Balikpapan Fadlianoor menyarankan untuk menambah koridor untuk bus tersebut, ia menilai bus ini juga cocok dimanfaatkan untuk mengangkut anak sekolah dan wisatawan di Balikpapan.

"Terutama di kawasan Balikpapan Utara yang sering macet saat jam berangkat dan pulang sekolah," tuturnya.

Menurutnya, di kawasan Strat I sampai IV sering macet karena banyak antar jemput. Jika ada 400 siswa dalam satu sekolah, berarti ada 400 kendaraan yang menyebabkan kemacetan.

"Maka, diperlukan tambahan koridor Bus Trans City di titik-titik sekolah,” harapnya.

Fadlianoor juga menekankan pentingnya regulasi yang kuat untuk mendukung penggunaan Bus seperti yang diterapkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan aturan ganjil-genap.

“Kalau regulasi dan aturan kita tidak kuat, percuma saja ada bus," katanya.

Dia berharap Dishub Balikpapan dapat berkomunikasi dan berkoordinasi dengan Komisi III DPRD Balikpapan. Hal tersebut untuk memastikan program ini berjalan maksimal, baik dari sisi pemanfaatan maupun efektivitas.

“Harapannya program ini dapat berjalan maksimal, baik dari pemanfaatannya maupun efektivitasnya,” ujar Fadlianoor..
 

Pewarta: Muhammad Solih Januar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024