Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur (DPMPD Kaltim) menyebut posyandu merupakan lembaga kemasyarakatan yang memiliki peran strategis dalam percepatan penurunan prevalensi stunting.
 
"Ini karena pos pelayanan terpadu (posyandu) merupakan lembaga yang selama ini memberikan pelayanan langsung terhadap kesehatan ibu dan anak, bahkan sampai lansia," kata Penggerak Swadaya Masyarakat Ahli Muda DPMPD Kaltim Helvin Syahruddin di Samarinda, Sabtu.
 
Saat ini angka prevalensi stunting di Kaltim tergolong masih tinggi mencapai 22,8 persen, atau hanya turun 1,1 persen ketimbang tahun sebelumnya yang tercatat 23,9 persen, sehingga pihaknya bersama pihak terkait mengoptimalkan peran posyandu agar tahun ini bisa turun menjadi 19 persen
 
Ini karena posyandu merupakan salah satu lembaga kemasyarakatan desa/kelurahan yang mewadahi pemberdayaan masyarakat dalam pelayanan sosial dasar, sementara pelaksanaannya dapat bersinergi dengan layanan lain sesuai potensi lokal.
 
Salah satu kegiatan sosial dasar di posyandu adalah pelayanan kesehatan, sedangkan kesehatan memiliki beragam kegiatan seperti kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana (KB), imunisasi, pemantauan status gizi, dan; pendidikan pola hidup sehat, sehingga hal ini berkaitan erat dengan konvergensi percepatan penurunan stunting.
 
"Sedangkan dalam praktiknya, posyandu dapat mengembangkan kegiatan tambahan sesuai dengan kebutuhan, kesepakatan, dan kemampuan masyarakat di wilayah kerja posyandu masing-masing, sehingga dalam hal ini posyandu memiliki kreativitas dalam membantu program pemerintah," katanya.
 
Di Kaltim, katanya lagi terdapat 1.038 desa/kelurahan dengan rincian 841 desa dan 197 kelurahan yang tersebar pada 103 kecamatan pada 10 kabupaten/kota, sementara tiap desa/kelurahan memiliki posyandu antara 1-3 unit.
 
Selama ini posyandu sudah aktif dalam menjalankan tugas dan fungsi, baik secara kelembagaan maupun individu, sehingga yang perlu diperhatikan dalam percepatan konvergensi penanganan stunting adalah sinergi berbagai pihak mengoptimalkan dari beragam kegiatan yang telah dilakukan posyandu.
 
"Sinergi kegiatan tersebut bisa beragam sesuai dengan kebutuhan tiap posyandu, bisa berupa tambahan insentif, pemberian makanan tambahan bayi/ibu hamil atau menyusui, keterampilan mengolah makanan agar disukai anak, maupun kegiatan dalam bentuk lain," kata Helvin.*

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024