Kementerian Keuangan berkolaborasi dengan Pemerintah Kota Balikpapan menyelenggarakan sosialisasi mengenai peran pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta edukasi literasi investasi melalui Surat Berharga Negara (SBN) Ritel Seri SBR013T2 dan SBR013T4 di Auditorium Balai Kota, Balikpapan.

"Sosialisasi dan edukasi agar kita semua dapat mengelola keuangan pribadi dengan lebih baik dan terencana," kata Sekretaris Daerah Kota Balikpapan, Muhaimin, Jumat (21/6)

Dia menekankan pentingnya pemahaman yang benar mengenai APBN dan literasi keuangan.

Muhaimin berharap kegiatan tersebut dapat meningkatkan literasi keuangan masyarakat Balikpapan serta mendukung upaya pemerintah dalam mencapai kemandirian pembiayaan untuk mencapai tujuan pembangunan nasional.

Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Timur, M. Syaibani, menyampaikan bahwa kegiatan tersebut sangat bermanfaat untuk menambah literasi terkait pembiayaan APBN.

"Diharapkan para ASN dapat menyebarluaskan informasi ini kepada masyarakat Balikpapan," ujarnya.

Kemudian Direktur Surat Utang Negara Deni Ridwan sebagai keynote speech  menambahkan mengenai Surat Berharga Negara (SBN) merupakan salah satu instrumen penting yang digunakan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan APBN.

Menurutnya, SBN dari sisi Negara adalah instrumen fiskal untuk menutup defisit APBN, sedangkan dari perspektif masyarakat SBN merupakan salah satu opsi investasi yang aman dan menguntungkan.

Deni juga menekankan kepada seluruh peserta sosialisasi pentingnya mengelola keuangan dengan baik dan bijak. “

"Jangan sampai gaya hidup saat ini dibiayai oleh penghasilan di masa depan, namun kebutuhan di masa depan harus dipenuhi dengan penghasilan saat ini”, jelasnya.

Sementara itu, dalam pemaparan materi pertama oleh Kasubdit Pengembangan dan Pendalaman Pasar Surat Utang Negara, Direktorat Surat Utang Negara, Chandra A.S. Wibowo sebagai narasumber acara menyampaikan terkait Pembiayaan APBN untuk Pembangunan Negeri.

Dalam paparannya Chandra menjelaskan APBN merupakan alat untuk mencapai tujuan Negara. Menurutnya, Utang merupakan konsekuensi dari kebijakan fiskal ekspansif yang diperlukan agar pemerintah dapat menjalankan fungsi yang prioritas dan mendesak dengan lebih cepat (tanpa penundaan).

"Peran APBN terus diperkuat dalam mendukung perlindungan masyarakat, transformasi perekonomian, serta pembangunan yang inklusif dan berkesinambungan." tuturnya.

Dia mengemukakan, Kinerja APBN hingga April 2024 tetap terjaga positif, namun pemerintah selalu waspada untuk mengantisipasi dan mitigasi semua risiko.

Kemudian untuk materi kedua disampaikan narasumber Kasubdit Analisis Keuangan dan Pasar Surat Utang Negara, Direktorat Surat Utang Negara Novi Puspita Wardani, menyampaikan tentang SBN Ritel: Instrumen Pembiayaan APBN dan Investasi untuk Negeri.

"Dalam APBN, utang digunakan untuk menutup defisit dan membiayai pengeluaran non utang guna mendukung pencapaian target pembangunan," ungkapnya.

Dia menuturkan, salah satu instrumen pembiayaan APBN adalah Surat Berharga Negara (SBN), yang terdiri dari Surat Utang Negara dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).

"Saat ini pemerintah sedang menerbitkan salah satu instrumen investasi SBN Savings Bond Ritel (SBR) seri SBR013T2 dan SBR013T4 yang mulai ditawarkan tanggal 10 Juni hingga 4 Juli 2024," jelasnya.

Novi menambahkan perlu diketahui apa itu SBR, struktur SBR013T2 dan SBR013T4, cara pembelian, mekanisme early redemption, dan siapa saja Mitra Distribusi untuk pembelian SBR013 tersebut.

Pewarta: Muhammad Solih Januar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024