Lomba gotong royong dengan tema Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) yang digelar Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur (DPMPD Kaltim), bertujuan untuk membangkitkan budaya gotong royong leluhur.
"Gotong royong memang masih ada di sejumlah kawasan pedesaan, sedangkan di perkotaan mulai mengendur. Oleh karena itu, lomba BBGRM ini untuk membangkitkan semangat gotong royong," ujar Kabid Pemberdayaan Kelembagaan dan Sosial Budaya DPMPD Kaltim Roslindawaty di Samarinda, Jumat.
Tradisi gotong royong, katanya, merupakan nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat sejak zaman dulu, bahkan menjadi bagian dari sistem budaya bangsa, sehingga secara teoritis gotong royong dapat dikelompokkan sebagai modal sosial di Indonesia.
Gotong royong perlu dilombakan dengan harapan warisan nenek moyang ini terus dilakukan di tengah masyarakat. Apalagi, disadari bahwa gotong royong merupakan salah satu modal sosial yang tumbuh dan berkembang baik di desa maupun kelurahan.
Lomba BBGRM ini digelar sebagai salah satu upaya untuk melestarikan nilai-nilai gotong royong masyarakat, yakni melalui peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan, khususnya kegiatan yang diinisiasi oleh lembaga kemasyarakatan, seperti RT, LPM dan lainnya.
Didampingi Penggerak Swadaya Masyarakat Ahli Muda DPMPD Kaltim Helvin Syahruddin, ia mengatakan saat ini verifikasi administrasi lomba masih berlangsung, yakni berkas yang dikirim peserta lomba dari kabupaten/kota se-Provinsi Kaltim.
Verifikasi dilakukan oleh tim penilai dari beberapa unsur, seperti DPMPD, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), kemudian dari Forum Komunikasi Kader Pemberdayaan Masyarakat (Forkom KPM) Provinsi Kaltim.
"Setelah verifikasi berkas selesai, tim penilai dipimpin DPMPD Kaltim akan melakukan penilaian lapangan, untuk membuktikan kebenaran berkas administrasi dan fakta di lapangan, dilanjutkan rapat tim guna menentukan terbaik 1, 2, 3," kata Helvin.
Ia menyebut terdapat empat indikator atau bidang yang dinilai dalam lomba BBGRM Tingkat Provinsi Kaltim, yakni bidang kemasyarakatan, bidang ekonomi, bidang sosial, budaya dan agama, serta bidang lingkungan.
"Masing-masing bidang memiliki beberapa variabel yang harus dinilai dewan juri, seperti bidang kemasyarakatan ada 24 variabel, bidang ekonomi 8, sosial, budaya, dan agama ada 26 variabel, serta bidang lingkungan terdapat 13 variabel," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024
"Gotong royong memang masih ada di sejumlah kawasan pedesaan, sedangkan di perkotaan mulai mengendur. Oleh karena itu, lomba BBGRM ini untuk membangkitkan semangat gotong royong," ujar Kabid Pemberdayaan Kelembagaan dan Sosial Budaya DPMPD Kaltim Roslindawaty di Samarinda, Jumat.
Tradisi gotong royong, katanya, merupakan nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat sejak zaman dulu, bahkan menjadi bagian dari sistem budaya bangsa, sehingga secara teoritis gotong royong dapat dikelompokkan sebagai modal sosial di Indonesia.
Gotong royong perlu dilombakan dengan harapan warisan nenek moyang ini terus dilakukan di tengah masyarakat. Apalagi, disadari bahwa gotong royong merupakan salah satu modal sosial yang tumbuh dan berkembang baik di desa maupun kelurahan.
Lomba BBGRM ini digelar sebagai salah satu upaya untuk melestarikan nilai-nilai gotong royong masyarakat, yakni melalui peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan, khususnya kegiatan yang diinisiasi oleh lembaga kemasyarakatan, seperti RT, LPM dan lainnya.
Didampingi Penggerak Swadaya Masyarakat Ahli Muda DPMPD Kaltim Helvin Syahruddin, ia mengatakan saat ini verifikasi administrasi lomba masih berlangsung, yakni berkas yang dikirim peserta lomba dari kabupaten/kota se-Provinsi Kaltim.
Verifikasi dilakukan oleh tim penilai dari beberapa unsur, seperti DPMPD, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), kemudian dari Forum Komunikasi Kader Pemberdayaan Masyarakat (Forkom KPM) Provinsi Kaltim.
"Setelah verifikasi berkas selesai, tim penilai dipimpin DPMPD Kaltim akan melakukan penilaian lapangan, untuk membuktikan kebenaran berkas administrasi dan fakta di lapangan, dilanjutkan rapat tim guna menentukan terbaik 1, 2, 3," kata Helvin.
Ia menyebut terdapat empat indikator atau bidang yang dinilai dalam lomba BBGRM Tingkat Provinsi Kaltim, yakni bidang kemasyarakatan, bidang ekonomi, bidang sosial, budaya dan agama, serta bidang lingkungan.
"Masing-masing bidang memiliki beberapa variabel yang harus dinilai dewan juri, seperti bidang kemasyarakatan ada 24 variabel, bidang ekonomi 8, sosial, budaya, dan agama ada 26 variabel, serta bidang lingkungan terdapat 13 variabel," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024