Bupati Kukar, Kalimantan Timur, mengajak masyarakat  memajukan jamur tiram seperti yang dilakukan warganya di Desa Kerta Buana, Kecamatan Tenggarong Seberang, karena kebutuhan jamur dipastikan meningkat seiring adanya Ibu Kota Nusantara (IKN).
 
"Bagi warga Kutai Kartanegara (Kukar) yang ingin belajar budi daya jamur tiram seperti yang dilakukan di Kecamatan Tenggarong Seberang, silahkan ke Desa Kerta Buana, nanti Pemkab Kukar memfasilitasi," kata Bupati Kukar Edi Damansyah di Tenggarong, Selasa.
 
Ia mengatakan, dalam upaya meningkatkan pertanian dalam arti luas, Pemerintah Kabupaten Kukar terus memberikan dorongan dan fasilitas bagi para petani bisa terus maju dan berkembang.
 
Ia juga mengaku bangga memiliki petani dari Desa Kerta Buana, Kukar, atas nama I Made Susana yang telah berhasil membudidayakan jamur tiram, sehingga petani tersebut menjadi inspirasi banyak petani jamur dan telah banyak memberikan ilmunya ke berbagai pelatihan budi daya jamur tiram.
 
"Metode yang dilakukan oleh Made ini telah banyak membuahkan hasil maksimal, dengan keberhasilan ini tentu saja kita bangga karena petani Kukar bisa memberikan inspirasi kepada petani lain untuk berkembang lebih baik lagi," kata bupati.
 
Atas sikap Made Susana yang tidak pelit ilmu dan sering membantu masyarakat tersebut, kini lokasi budi daya jamur tiram yang dikelola di desa tersebut telah ditetapkan sebagai pusat pelatihan.
 
"Pemkab Kukar selalu siap memfasilitasi dan mendukung pengelolaan pertanian di Kukar agar terus maju dan berkembang, bagi siapa saja yang ingin memperdalam budi daya jamur tiram, silahkan belajar dengan Made," katanya.
 
Sementara I Made Susana mengatakan, jamur tiram yang ia kembangkan kurang lebih sudah berjalan enam tahun, hingga kini ia berhasil memproduksi 150 kilogram per hari, sementara harga jual jamur yang ia budidayakan laku seharga Rp30 ribu per kilogram.
 
Ia menjelaskan, dalam budi daya jamur tiram per periode memakan waktu sekira 120 hari (empat bulan) mulai dari pembuatan baglog butuh waktu 7 hari, inkubasi 30 hari, dan 80 hari masa tumbuh jamur.
 
"Dalam waktu empat bulan tersebut, setiap baglog dapat dipanen antara empat sampai lima kali. Makin banyak baglog yang tersedia, makin banyak pula hasil yang kita peroleh," katanya.
 
 

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024