Sangatta (ANTARA Kaltim) - Pemuka adat masyarakat Suku Dayak Wehea Muara Wahau dan adat Kutai Sangatta, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, berharap pemerintah memberikan perhatian dan pemberdayaan budaya lokal.
Kepala Adat Suku Dayak Wehea, di desa Nehes Liah Bing Kecamatan Muara Wahau, Ledji Taq 66 tahun, mengatakan, budaya lokal jika tidak diperhatikan akan hilang ditelan zaman.
"Budaya lokal suku dayak wehea seperti tarian daerah, pakaian daerah, adat-istiadat, rumah daerah, dan lain-lainnya jika tidak diperhatikan akan hilang begitu saja," katanya di Sangatta, Minggu.
Salah satu solusi bagi kita untuk melestarikan budaya lokal, kata nya, adalah Pemerintah mewajibkan sekolah-sekolah untuk menyertakan mata pelajaran budaya dalam kurikulum sekolah dengan bobot sama dengan mata pelajaran lainnya.
Ladjie Taq tokoh masyarakat suku wehea, yang pada tahun 2009 mendapat Penghargaan Kalpataru dalam Bidang Lingkungan Hidup dari Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Senada juga dikatakan kepala adat suku kutai sangatta, H. Nasrullah, bahwa rendahnya minat generasi muda suku kutai untuk menjaga budayanya.
"Pemerintah dan DPRD kabupaten kutai timur harus mengambil sikap agar budaya suku kutai masuk sebagai muatan lokal sekolah-sekolah," katanya.
Menurut H. Nasrullah, generasi muda khususnya pelajar harus dibekali pelajaran tentang budayanya sendiri sehingga bangga dengan budaya bangsa Indonesia.
Di kalangan generani muda suku kutai sendiri kata dia, sangat rendah didalam pemahaman budaya, apalagi suku dari luar. Oleh sebab itu perlunya Pemkab dan DPRD mewajibkan masuk sekolah-sekolah.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014
Kepala Adat Suku Dayak Wehea, di desa Nehes Liah Bing Kecamatan Muara Wahau, Ledji Taq 66 tahun, mengatakan, budaya lokal jika tidak diperhatikan akan hilang ditelan zaman.
"Budaya lokal suku dayak wehea seperti tarian daerah, pakaian daerah, adat-istiadat, rumah daerah, dan lain-lainnya jika tidak diperhatikan akan hilang begitu saja," katanya di Sangatta, Minggu.
Salah satu solusi bagi kita untuk melestarikan budaya lokal, kata nya, adalah Pemerintah mewajibkan sekolah-sekolah untuk menyertakan mata pelajaran budaya dalam kurikulum sekolah dengan bobot sama dengan mata pelajaran lainnya.
Ladjie Taq tokoh masyarakat suku wehea, yang pada tahun 2009 mendapat Penghargaan Kalpataru dalam Bidang Lingkungan Hidup dari Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Senada juga dikatakan kepala adat suku kutai sangatta, H. Nasrullah, bahwa rendahnya minat generasi muda suku kutai untuk menjaga budayanya.
"Pemerintah dan DPRD kabupaten kutai timur harus mengambil sikap agar budaya suku kutai masuk sebagai muatan lokal sekolah-sekolah," katanya.
Menurut H. Nasrullah, generasi muda khususnya pelajar harus dibekali pelajaran tentang budayanya sendiri sehingga bangga dengan budaya bangsa Indonesia.
Di kalangan generani muda suku kutai sendiri kata dia, sangat rendah didalam pemahaman budaya, apalagi suku dari luar. Oleh sebab itu perlunya Pemkab dan DPRD mewajibkan masuk sekolah-sekolah.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014