Kesehatan pekerja konstruksi dalam naungan PT Adhi Karya yang bekerja di Ibu Kota Nusantara (IKN), menjadi perhatian perusahaan ini karena jika ada yang sakit, maka dapat menghambat target penyelesaian.  

"Setiap hari saya mengontrol kesehatan mereka dan setiap hari pula selalu ada ada yang sakit, jadi kami bawa ke klinik untuk berobat," kata M Anang Iswanto, selaku Seksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Site Rumah Tapak Jabatan Menteri (RTJM) IKN di Kota Nusantara, Kamis.  

Saat ini jumlah pekerja konstruksi di bawah naungan Adhi Karya sebanyak 560 orang dengan fokus pekerjaan di Site RTJM IKN.

Sedangkan tanggung jawab yang harus ia perhatikan selama di kawasan itu adalah memastikan kebutuhan pekerja terlayani, yakni terkait dengan pelayanan kesehatan dan kebutuhan air mandi, karena air mandi di kawasan ini masih disuplai dari luar menggunakan tandon diangkut mobil.  

Ia mengungkapkan, saat pertama kali tugas di lokasi ini, ada sejumlah pekerja yang tidak bekerja dalam beberapa hari, lantas ditelusuri penyebabnya, ternyata saat dikunjungi ke Hunian Pekerja Konstruksi (HPK) mereka demam tinggi.

"Lantas saya tanya, mengapa tidak ke klinik. Rata-rata mereka menjawab tidak punya uang untuk berobat. Ternyata mereka tidak mengetahui bahwa kesehatan mereka sudah dijamin, mungkin mandor tidak sosialisasi tentang jaminan kesehatan untuk pekerja," katanya. 

Setelah menerangkan tentang jaminan kesehatan, ia kemudian membawa mereka ke klinik. Termasuk menelepon ambulans karena ada satu orang dengan kondisi parah dan harus diangkut menggunakan ambulans.

"Alhamdulillah, beberapa hari kemudian mereka sembuh dan bekerja lagi. Padahal sebelumnya sangat parah, setiap menelan makanan sedikit saja, muntah. Kata dokter, kena tipes. Mungkin mereka makan tidak teratur," kata Anang.  

Ia juga mengatakan, dari 560 pekerja yang menjadi tanggung jawab ia dari sisi K3, setiap hari selalu ada yang sakit seperti batuk, pilek, dan demam. Kadang cuma satu atau dua, namun pernah juga ada 11 orang dalam sehari yang demam tinggi.

Sebanyak 560 pekerja tersebut tinggal di empat menara HPK dari total 22 menara di IKN yang rata-rata terdapat empat lantai.

Jumlah 560 orang ini tinggal di HPK bercampur dengan pekerja dari kontraktor lain dengan berbagai proyek yang tersebar di IKN.

"Kalau pekerja yang saya tangani sekarang tersebar di empat menara HPK, yakni di HPK 13 Mahoni, HPK 12 Loa, HPK 10 Jati, dan HPK 9 Iris. Mereka ada yang tinggal di lantai 1, 2, 3, dan lantai 4, jadi saya harus keliling," kata Anang.  
 

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024