Balikpapan (ANTARA Kaltim) -  Badan Narkotika Nasional Kota (BNK) Balikpapan bekerja sama dengan Dinas Perhubungan akan menggelar tes urine kepada para pengemudi speedboat dalam pekan ini.

Pelabuhan penyeberangan Kampung Baru dan Semayang menjadi titik pemeriksaan urine tersebut, kata Kepala BNK Balikpapan I Ketut Rasna di Balikpapan, Rabu.

Di Balikpapan, dari kedua pelabuhan di sisi utara Teluk Balikpapan itulah speedboat menuju pelabuhan ferry Penajam Paser Utara bertolak. Demikian pula sebaliknya, speedboat dari Penajam bisa merapat di Kampung Baru atau Semayang.

Menurut Ketut Rasna, tes itu untuk lebih menjamin keselamatan penumpang. Apalagi saat menjelang idul Fitri ini jumlah penumpang speedboat juga melonjak seperti pada moda angkutan lain.

"Pemeriksaan urine kepada pengemudi speedboat ini penting karena kami ingin memastikan mereka yang bertanggung jawab atas keselamatan orang lain dalam kondisi sehat. Bukan sebaliknya justru tidak bisa menguasai dirinya sendiri karena pengaruh narkoba," ujar Ketut Rasna.

Para motoris itu akan diperiksa urinnya untuk dilihat apakah mengandung zat benzodiazepin, amphetamine, metamphetamine, ganja, morfin, dan heroin. Sang motoris dikatakan bersih bila urinnya tidak satupun ditemukan zat-zat tersebut.

Speedboat adalah transportasi pilihan di Teluk Balikpapan dan sekitarnya. Sesuai namanya, perahu cepat ini pilihan bagi yang ingin cepat tiba di Penajam atau di Balikpapan.

Dari Pelabuhan Semayang, bila naik speedboat hanya 20 menit untuk mencapai Penajam yang jaraknya lebih kurang 7 km selatan Balikpapan. Dengan klotok mencapai 40-45 menit, dan satu jam lebih dengan feri penyeberangan dari dan ke Kariangau di Balikpapan, ucapnya.

Karena itu, lanjutnya, juga ongkos menumpang speedboat paling mahal daripada semua moda transportasi air di Teluk Balikpapan tersebut, yaitu bisa mencapai Rp25.000 per orang.

"Sebab membawa kendaraan dengan kecepatan tinggi itulah motoris speedboat tidak boleh lengah dan harus selalu fokus," sebut Ketut Rasna.

Pekan lalu, BNK Balikpapan memeriksa 60 lebih sopir bis antarkota antarpropinsi yang menjadi bagian dari angkutan mudik lebaran. Ketut Rasna mengapresiasi mereka karena tidak seorang pun yang terdeteksi mengonsumsi obat-obatan terlarang atau zat-zat adiktif yang mempengaruhi kesadaran. (*)

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014