Samarinda (ANTARA Kaltim) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur segera membangun dua menara telekomunikasi di kawasan perbatasan negara dengan Malaysia bagian timur, karena di daerah itu hingga kini masih belum memiliki jaringan telekomunikasi (blank spot).
"Masing-masing menera telekomunikasi menghabiskan anggaran sekitar Rp1 miliar, jadi untuk dua menara itu menghabiskan dana Rp2 miliar lebih," ujar Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Kaltim, Abdullah Sani di Samarinda, Minggu.
Kawasan perbatasan yang segera dibangun menara telekomunikasi itu adalah di Sendawar Kabupaten Kutai Barat, kemudian di Long Apari Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu), sebuah kabupaten yang berbatasan darat langsung dengan Malaysia.
Saat ini katanya, proses lelang untuk membangun dua menara telekomunikasi tersebut sudah selesai dan ditargetkan pada Agustus bulan depan, pemenang lelang sudah dapat bergerak untuk melakukan pembangunan agar menaranya dapat berdiri.
Apabila pembangunan dua menara pada 2014 ini selesai, pihaknya masih memiliki program untuk pembangunan menara di kawasan lain yang juga masih blank spot. Diharapkan pada 2016 tidak ada lagi kawasan blank spot di Kaltim.
Apabila pembangunan menara pada 2014 ini sudah seleesai, maka untuk pemanfaatannya, Diskominfo Kaltim akan melakukan kerja sama dengan beberapa operator, baik Telkomsel, Indosat, maupun operator lain yang berminat.
Setelah kerja sama dengan operator sudah dilakukan teken kontrak, lanjutnya, Pemprov Kaltim kemudian melakukan serah terima menara telekomunikasi itu kepada kabupaten dan kota agar dijaga dan dipelihara karena asetnya sudah diserahkan.
Dia juga mengatakan bahwa pembangunan empat menara telekomunikasi yang dibangun pada 2013 lalu, dua di antaranya sudah dimanfaatkan oleh warga setempat sehingga masyarakat sudah dapat menggunakan telepon genggamnya dan menikmati internet.
"Dari empat tower yang dibangun pada 2013 kemarin, dua di antaranya sudah kring, sedangkan dua lainnya masih dalam tahap kerja sama dengan operator. Saya senang karena secara perlahan kawasan perbatasan terdapat jaringan telekomunikasi," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014
"Masing-masing menera telekomunikasi menghabiskan anggaran sekitar Rp1 miliar, jadi untuk dua menara itu menghabiskan dana Rp2 miliar lebih," ujar Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Kaltim, Abdullah Sani di Samarinda, Minggu.
Kawasan perbatasan yang segera dibangun menara telekomunikasi itu adalah di Sendawar Kabupaten Kutai Barat, kemudian di Long Apari Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu), sebuah kabupaten yang berbatasan darat langsung dengan Malaysia.
Saat ini katanya, proses lelang untuk membangun dua menara telekomunikasi tersebut sudah selesai dan ditargetkan pada Agustus bulan depan, pemenang lelang sudah dapat bergerak untuk melakukan pembangunan agar menaranya dapat berdiri.
Apabila pembangunan dua menara pada 2014 ini selesai, pihaknya masih memiliki program untuk pembangunan menara di kawasan lain yang juga masih blank spot. Diharapkan pada 2016 tidak ada lagi kawasan blank spot di Kaltim.
Apabila pembangunan menara pada 2014 ini sudah seleesai, maka untuk pemanfaatannya, Diskominfo Kaltim akan melakukan kerja sama dengan beberapa operator, baik Telkomsel, Indosat, maupun operator lain yang berminat.
Setelah kerja sama dengan operator sudah dilakukan teken kontrak, lanjutnya, Pemprov Kaltim kemudian melakukan serah terima menara telekomunikasi itu kepada kabupaten dan kota agar dijaga dan dipelihara karena asetnya sudah diserahkan.
Dia juga mengatakan bahwa pembangunan empat menara telekomunikasi yang dibangun pada 2013 lalu, dua di antaranya sudah dimanfaatkan oleh warga setempat sehingga masyarakat sudah dapat menggunakan telepon genggamnya dan menikmati internet.
"Dari empat tower yang dibangun pada 2013 kemarin, dua di antaranya sudah kring, sedangkan dua lainnya masih dalam tahap kerja sama dengan operator. Saya senang karena secara perlahan kawasan perbatasan terdapat jaringan telekomunikasi," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014