Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Kutai Kartanegara (DPMD Kukar), Kalimantan Timur, meningkatkan kapasitas kader posyandu, sebagai upaya menekan stunting di tingkat desa/kelurahan, karena posyandu merupakan lembaga yang paling dekat dengan ibu dan anak.
Saat ini angka stunting di Kabupaten Kukar sudah turun menjadi 17 persen, namun demikian, pemda setempat punya target di akhir 2024 ini turun menjadi 14 persen, yakni untuk membantu target nasional yang turun menjadi 14 persen.
"Untuk itu, DPMD Kukar telah menggelar Bimtek Peningkatan kapasitas bagi kader posyandu balita angkatan ke-3 pada 12-14 Mei 2024, agar kemampuan para kader terus meningkat dalam pelayanan terhadap ibu dan anak," ujar Sekretaris DPMD Kukar M Yusran Darma di Tenggarong, Sabtu.
Bimbingan teknis (bimtek) tersebut diikuti 225 peserta kader dari empat kecamatan, yakni Kecamatan Muara Badak, Kenohan, Kota Bangun Darat, dan Kecamatan Samboja. Sedangkan bimtek sebelumnya juga diikuti kader dari berbagai kecamatan.
"Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para kader posyandu, terutama dalam memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada masyarakat khususnya kepada ibu dan anak," katanya.
Peningkatan pelayanan yang diharapkan setelah bimtek adalah semua jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan warga yang menjadi tugas pokok kader posyandu, seperti melakukan penyuluhan tentang pola asuh balita agar anak tumbuh sehat, aktif, cerdas, dan tanggap.
Dalam hal ini, kader posyandu bisa memberikan layanan konsultasi, konseling, diskusi kelompok, dan praktik dengan orang tua atau kaum ibu bagaimana pola asuh anak, termasuk mencegah anak stunting dengan menjaga pola makan selama hamil hingga anak usia dua tahun.
Untuk mencegah stunting, maka yang harus diketahui kader posyandu dan perlu disampaikan kepada kaum ibu adalah penanganan kunci dalam 1.000 HPK (seribu hari kehidupan pertama) pada anak.
1.000 HPK sangat penting karena ini merupakan fase kehidupan yang dimulai sejak terbentuknya janin pada saat kehamilan (270 hari), hingga anak berusia 2 tahun (730 hari), mengingat di periode ini organ-organ vital (otak, hati, jantung, ginjal, tulang, tangan, kaki, dan organ tubuh lainnya) mulai terbentuk dan terus berkembang.
"Bimtek peningkatan kapasitas ini diharapkan dapat membantu meningkatkan aksesibilitas dan kualitas pelayanan kesehatan di tingkat desa/kelurahan, karena para kader mampu mengenali dan memberikan penanganan awal, apalagi kader posyandu merupakan garda terdepan," katanya.(Adv)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024