Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur (Kadispar Kaltim) Ririn Sari Dewi menyebut, Desa Wisata Mentawir yang saat ini masih masuk wilayah Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, merupakan salah satu tujuan wisata unggulan di Ibu Kota Nusantara (IKN).
"Salah satu destinasi wisata unggulan di IKN adalah Desa Wisata Mentawir karena memiliki beberapa keunggulan, seperti dengan konsep pariwisata berbasis 'green tourism' dan berkelanjutan, bahkan jaraknya pun tidak terlalu jauh, sekira 43 km dari IKN," kata Ririn di Samarinda, Senin.
Sabtu, dua hari lalu, ia bahkan telah mengunjungi Mentawir bersama rombongan dari berbagai media massa dan sejumlah pelaku konten kreator, kehadiran pihaknya ke salah satu destinasi wisata di IKN ini dikemas dalam Familiarization Trip (Famtrip) Paradise of The East, yakni berwisata sekaligus mempromosikan sejumlah wisata di IKN.
Atraksi wisata unggulan di Mentawir adalah hutan mangrove yang merupakan bagian dari Teluk Balikpapan, namun secara administratif masuk di Kelurahan Mentawir, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, sehingga jika lewat darat lebih dekat ke IKN ketimbang ke Balikpapan.
Namun jika melalui teluk dengan menggunakan speed boat, maka perjalanan ke Balikpapan mengadu lebih dekat, yakni sekira 30 menit untuk turun di Pelabuhan Kampung Baru Balikpapan, termasuk ke depan jika Jembatan Pulau Balang bisa dilewati, maka akses ke Balikpapan juga menjadi lebih dekat.
Luas hutan mangrove di Mentawir mencapai 2.300 hektare yang 13 persen diantaranya merupakan bagian dari kawasan Teluk Balikpapan, kemudian sebagian masuk konsesi perusahaan, sisanya yang 300 hektare dialokasikan untuk ekowisata yang dikelola oleh Mentawir.
Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Tiram Tambun merupakan lembaga yang dipercaya masyarakat setempat untuk mengelola Ekowisata Mentawir, dengan atraksi yang dimiliki meliputi wisata mangrove, susur teluk, susur sungai, air terjun, dan trek bambu untuk melihat berbagai flora fauna dalam mangrove.
Pokdarwis ini juga menyiapkan berbagai suvenir, makanan ringan, dan minuman khas yang bisa dijadikan oleh-oleh bagi wisatawan seperti sirup pedada, dodol, bedak dingin, dan lainnya yang semuanya berasal dari mangrove.
Menurut Lamale, Ketua Pokdarwis Tiram Tambun, potensi wisata Mentawir sangat besar seiring akan banyaknya pengunjung setelah IKN pindah, untuk itu ia pun terus menata dan mempromosikan keberadaan wisata yang mengutamakan pelestarian alam untuk mengurangi pemanasan global tersebut.
"Tak ada gading yang tak retak. Harus diakui jaringan internet di sini masih susah, namun 2025 mendatang Kominfo berencana membangun menara untuk akses internet di sini. Kami juga berharap pihak lain membantu menambah fasilitas agar desa wisata ini lebih menarik," kata Lamale.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024