Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM (Disperindagkop) Kalimantan Timur (Kaltim) mengusung program Rumah Produksi Bersama dalam upaya mengoptimalkan hilirisasi potensi sumber daya alam (SDA) di provinsi ini.
 
"Program ini bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah komoditi unggulan daerah dan memperkuat posisi pelaku usaha," kata Kepala Disperindagkop Kaltim Heni Purwaningsih, di Samarinda, Jumat.
 
Ia menjelaskan bahwa Rumah Produksi Bersama melibatkan kelembagaan koperasi. Para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dipacu untuk membentuk kelembagaan yang memperkuat posisi tawar mereka dalam perdagangan komoditas atau produk unggulan daerah.
 
"Kerja sama dengan badan usaha lain dan kolaborasi dengan pelaku usaha lainnya menjadi fokus program ini. Dengan kelembagaan koperasi, pelaku usaha dapat mengatasi masalah permodalan dan kapasitas," ujar Heni.
 
Ia menjelaskan bahwa berbagai komoditas lokal Kaltim, seperti cokelat, kakao, dan jagung bisa diolah lebih lanjut untuk memberikan nilai tambah.
 
Heni juga menyoroti potensi limbah-limbah perikanan. Limbah kepala udang dan ikan yang selama ini dibuang memiliki potensi besar jika diolah menjadi tepung ikan sebagai konsentrat pada pakan peternakan. Begitu pula jagung yang juga bahan dasar pakan ternak.
 
Pengembangan industri hilirisasi komoditas ikan dan jagung dalam pengolahan pakan ternak, tentu memacu para petani dan nelayan yang berperan dari hulu.
 
"Dengan begitu, petani jagung juga dapat bersemangat dalam memproduksi komoditi lokal," ujar Heni lagi.
 
Ia melanjutkan, Rumah Produksi Bersama diharapkan dapat memperkuat sektor ekonomi lokal dan mengurangi ketergantungan pada komoditi mentah. Program ini merupakan langkah strategis dalam menghadapi tantangan perdagangan dan membangun keberlanjutan ekonomi di Kaltim.
 
"Sektor perdagangan juga menjadi perhatian khusus, baik di pasar lokal maupun luar negeri," ujar Heni  lagi.
 
Salah satu contoh adalah pengolahan minyak goreng. Dengan memproduksi minyak goreng secara lokal, itu berperan dalam menjaga stabilitas harga dan mengendalikan inflasi.
 
Menurutnya, pengolahan buah-buahan menjadi keripik dengan metode beku dan pengeringan tanpa minyak menjadi salah satu inovasi yang penting dikembangkan.
 
"Kami telah melihat kesuksesan keripik pisang ekspor dari Kaltim ke Singapura dan Swedia," kata Heni pula.
 
Selanjutnya, konsep galeri UKM yang segera diluncurkan Disperindagkop Kaltim, tidak hanya sebagai etalase, tetapi juga tempat sosialisasi dan acara, serta ajang memajukan citra produk lokal.
 
"Soft launching galeri UKM di Basuki Rahmat dan Samarinda dijadwalkan pada 26 Mei mendatang. Selain sebagai pusat oleh-oleh Kaltim, galeri ini menawarkan masakan khas Kalimantan, seperti nasi kuning dan soto banjar," ujar Heni.

 

Pewarta: Ahmad Rifandi

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024