Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Timur (KPw BI Kaltim) mengajak pemerintah daerah (pemda) baik tingkat provinsi maupun kabupaten/kota, melakukan pengkajian lahan dan potensi lokal untuk mewujudkan ketahanan pangan.
 
"Untuk mewujudkan ketahanan pangan baik dari beras dan lainnya, tidak harus membangun food estate, karena food estate membutuhkan anggaran besar dan dengan hamparan lahan yang tentunya juga luas," kata Kepala KPw BI Provinsi Kaltim Budi Widihantono di Samarinda, Minggu.
 
Untuk mewujudkan ketahanan pangan dari produk lokal, lanjutnya, pemda bisa menyesuaikan dan mengkaji lahan yang cocok ditanami komoditas tertentu, kemudian disesuaikan pula dengan sumber daya lokal masyarakat setempat, karena melalui ini biasanya tingkat keberhasilannya lebih tinggi.
 
Hal lain yang bisa dilakukan adalah melalui intensifikasi lahan dengan mengoptimalkan potensi yang ada, seperti peningkatan kapasitas petani mulai dari pengolahan lahan, teknik pemeliharaan tanaman, penanganan hama, bahkan hingga penanganan pascapanen.
 
Ia mencontohkan tentang inovasi yang dilakukan oleh Bank Indonesia Kaltim dalam peningkatan produktivitas padi baik di Samarinda maupun Kabupaten Berau, yakni penerapan lahan padi yang terintegrasi dengan peternakan, sehingga padi yang dihasilkan lebih tinggi dan berkualitas karena dikembangkan secara organik.
 
"Hal terpenting adalah mencari lahan yang cocok dan penerapannya perlu inovatif. Seperti yang kami terapkan dan pendampingan terhadap petani di Berau misalnya, sudah berhasil panen padi organik, di sana hasilnya bagus sehingga bisa diaplikasikan ke daerah lain yang cocok," kata Budi.
 
Dalam hal ini BI Kaltim, Pemkab Berau, dan kelompok tani di Berau sebelumnya telah sepakat mengembangkan klaster padi organik, kemudian dilanjutkan dengan pelatihan budi daya padi organik, kini hasilnya pun sudah dirasakan masyarakat setempat.
 
Klaster padi yang dikembangkan dan telah panen tersebut seluas 281 hektare, berada di Kecamatan Teluk Bayur, Berau, dengan hasil panen antara 5-6 ton per hektare.
 
Ia menyatakan, pengembangan klaster ini merupakan bagian dari kegiatan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di Kaltim, untuk memperkuat pasokan pangan terutama dari beras, karena selama ini kebutuhan beras masih sering dipenuhi dari wilayah lain di luar Kaltim.

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024