Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan melalui Dinas Sosial  setempat berencana membangun Rumah Sakit Jiwa (RSJ) di Kota Balikpapan sebagai gerbang Ibu Kota Nusantara (IKN).
 
"Fasilitas di Balikpapan memang perlu ditingkatkan, salah satunya pembangunan RSJ. Mengingat Kota Minyak merupakan gerbang kota menuju ibu kota Nusantara (IKN)," kata Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Balikpapan, Edy Gunawan, Senin (26/2)
 
Edy mengatakan, sebagai beranda IKN berdampak dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk di Kota Balikpapan maupun kawasan sekitarnya yang bertetangga dengan Kota Balikpapan.
 
Menurutnya sebagai fasilitas penunjang harus ditingkatkan, seperti RSJ, rumah singgah dan lain-lain, sehingga Balikpapan sudah siap dari sarana dan prasarana dalam menanggulangi permasalahan sosial yang mungkin bisa saja terjadi dengan terus bertambahnya jumlah penduduk.
 
Kendati demikian, menurut Edy meskipun keinginan dari Pemkot Balikpapan ada untuk membangun RSJ, namun kewenangan ada di Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim.
 
"Bila diizinkan, untuk lahan Pemkot Balikpapan bisa menggunakan lokasi eks lokalisasi kilometer 17 Karang Joang, Balikpapan Utara," ujarnya.
 
Edy menambahkan, di Kilometer 17, Karang Joang, selain buat pasien ODGJ juga direncanakan nantinya untuk rehabilitasi pecandu narkoba.
 
Dikemukakannya pembangunan RSJ di Kota Balikpapan  tersebut  nantinya tidak hanya diperuntukkan bagi warga Kota Balikpapan saja.
 
"Tapi juga membantu warga kabupaten atau kota lain di sekitar Kota Balikpapan seperti Kabupaten Paser, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) dan Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar)," ungkapnya.
 
Lanjutnya, bila ada warga yang masuk dalam kategori Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) sudah tidak lagi jauh-jauh dikirim ke Samarinda karena penanganan-nya sudah bisa dilakukan di Balikpapan.
 
Sebelumnya, Kota Balikpapan selalu mengirimkan pasien ODGJ nya menuju RSJ Atma Husada Mahakam yang terletak di Kota Samarinda.
 
Hal ini lantaran Pemkot Balikpapan selama ini hanya memiliki penampungan sementara. Baik untuk orang telantar, ODGJ, lansia, dan sebagainya namun belum masuk standar layak.
 
"Maka, Kita mau Balikpapan punya rumah sakit  sendiri untuk penanganan ODGJ,” sebutnya.
 
Edy menambahkan seandainya sudah mendapatkan rekomendasi, pihaknya juga akan menyiapkan pelatihan dan pembimbingan-nya.
 
"Artinya, bukan hanya menyediakan sarana saja, tapi perlu kesiapan sumber daya manusia," tutur Edy. (Adv).

Pewarta: Muhammad Solih Januar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024