Petani perkebunan rakyat di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) pada Desember 2023 makin makmur, dibuktikan dengan kenaikan nilai tukar petaninya yang mengalami kenaikan, dari 167,49 pada November menjadi 168,14 pada Desember.

"Nilai Tukar Petani Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) Kaltim pada Desember sebesar 168,14, merupakan angka tertinggi ketimbang nilai tukar petani lainnya," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltim Yusniar Juliana di Samarinda, Selasa.

Berada di posisi tertinggi kedua adalah Nilai Tukar Petani Hortikultura (NTPH) yang sebesar 117,46, disusul Nilai Tukar Petani Peternakan (NTPT) sebesar 105,84, kemudian Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPP) 101,97, dan paling rendah adalah Nilai Tukar Nelayan dan Pembudidaya Ikan (NTNP) yang tercatat 99,49.

Total gabungan Nilai Tukar Petani (NTP) dari lima subsektor pertanian tersebut adalah sebesar 130,67, terjadi kenaikan 0,39 persen ketimbang bulan sebelumnya yang tercatat 130,28.

Angka keseimbangan NTP adalah 100, jika NTP di bawah 100 berarti petani rugi, pas 100 berarti imbang antara pengeluaran dengan pemasukan, dan jika di atas 100 berarti sejahtera, apalagi sampai 168,14, berarti petaninya makmur.

Menurutnya, NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat daya beli petani di perdesaan, yakni dihitung dengan membandingkan antara indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib).

"NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, maka secara relatif makin kuat pula tingkat daya beli petani," katanya.

Menurutnya, kenaikan NTP disebabkan karena It yang mengalami kenaikan sebesar 1,12 persen, sementara Ib hanya naik sebesar 0,74 persen.

Pada Desember 2023, terdapat tiga subsektor yang mengalami kenaikan NTP, yakni tanaman pangan naik 0,35 persen, hortikultura naik 2,76 persen, dan subsektor tanaman perkebunan rakyat naik 0,39 persen.

"Sebaliknya, terdapat dua subsektor lainnya yang mengalami penurunan, yaitu subsektor peternakan minus 1,29 persen dan subsektor perikanan minus 0,02 persen," katanya.

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024