Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Sufian Agus menggenjot segala upaya guna meningkatkan partisipasi pemilih pada Pemilu serentak 2024.
"Upaya kami antara lain sosialisasi kepada pemilih, terutama kaum milenial dan gen Z sebagai generasi baru pemilih. Selain itu, peningkatan bantuan keuangan partai politik, serta kolaborasi lintas dinas," ujar Sufian Agus dalam jumpa pers di Kantor Dinas Komunikasi dan Informatika Kaltim, Selasa.
Stimulus keuangan kepada partai politik (parpol) itu, menurutnya, bertujuan memacu partisipasi pemilih pada Pemilu 2024, dengan total bantuan senilai Rp8,1 miliar. Jumlah bantuan itu dibagi sesuai suara sah yang diperoleh masing-masing parpol.
"Kenaikan bantuan keuangan parpol itu merupakan apresiasi pemerintah kepada parpol yang telah berkontribusi dalam penyelenggaraan pemilu yang demokratis, transparan, dan akuntabel," ujarnya.
Dia menjelaskan, bantuan keuangan parpol pada 2023 naik dari Rp1.200 per suara sah menjadi Rp5.000 per suara, atau ada kenaikan mencapai 400 persen.
"Kami berharap, dengan kenaikan bantuan keuangan itu, parpol semakin berupaya menarik antusias pemilih, khususnya generasi muda. Generasi muda perlu didorong untuk menggunakan hak pilih pada Pemilu 2024," katanya.
Baca juga: Sekretariat DPRD Kaltim apresiasi Kesbangpol Fest serukan Pemilu damai
Baca juga: Sekretariat DPRD Kaltim apresiasi Kesbangpol Fest serukan Pemilu damai
Sufian merujuk hasil survei Centre for Strategic and International Studies (CSIS), yang menyebut 60 persen pemilih pada Pemilu 2024 merupakan kaum milenial dan generasi Z, dengan proporsi pemilih muda berusia 17-39 tahun.
Untuk menyasar tingkat partisipasi pemilih pada kaum milenial dan generasi Z, Kesbangpol Kaltim sering mengadakan kegiatan sosialisasi pemilu kepada siswa tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) dan juga ke kampus-kampus.
"Seperti beberapa waktu lalu, kami menggandeng Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan juga Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) untuk sosialisasi pemahaman pemilu kepada mahasiswa di perguruan tinggi di Samarinda," katanya.
Dalam program Pemilu Masuk Kampus, Kesbangpol Kaltim bisa memberikan pemahaman kepada generasi muda untuk sadar berpartisipasi pada Pemilu 2024, karena masa depan bangsa dan daerah di tangan mereka.
Selain sosialisasi partisipasi politik ke kampus-kampus, Kesbangpol Kaltim juga mengintegrasikan program dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lain, salah satunya kerja sama dengan Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) dan KPU.
Baca juga: Kesbangpol Kaltim gelar pameran Deklarasi Pemilu 2024 damai
Baca juga: Kesbangpol Kaltim gelar pameran Deklarasi Pemilu 2024 damai
"Kerja sama antara DKP3A dengan KPU terkait pencatatan sipil, memutakhirkan data penduduk yang memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) baru, untuk langsung didata ke KPU agar diverifikasi dalam memperbaharui Daftar Pemilih Tetap (DPT)," katanya.
Sufian menyebut sejumlah faktor yang mempengaruhi partisipasi pemilu di Kaltim minim. Faktor-faktor itu seperti minat pemuda terhadap politik sangat rendah, kemudian sikap apatis masyarakat karena calon yang dipilih tidak berkomitmen dengan konstituen, serta di beberapa daerah minim kontestasi peserta Pemilu.
Terkait kontestasi peserta Pilkada, dia merujuk pada Pilkada di Balikpapan dan Kutai Kartanegara. Dua daerah itu hanya mengusung calon tunggal sehingga minat warga datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) menurun.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023