Nunukan (ANTARA Kaltim) - Warga Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara yang berada di Kecamatan Krayan dan Krayan Selatan, perbatasan Indonesia dengan Negeri Sarawak, Malaysia menghadapi kesulitan mendapatkan sarana transportasi menuju ibu kota kabupaten setempat.
Kornalius Tadem SH, tokoh pemuda di Kecamatan Krayan Selatan, di Nunukan, Minggu, mengatakan kesulitan transportasi dialami sejak akhir 2013, karena tidak bisa menggunakan angkutan darat maupun laut menuju ibu kota Kabupaten Nunukan itu.
"Warga di Kecamatan Krayan dan Krayan Selatan terpaksa mencarter pesawat apabila hendak ke ibu kota Kabupaten Nunukan melalui Kota Tarakan, Kalimantan Utara," ujarnya.
Ia mengatakan, dengan menggunakan pesawat sebagai satu-satu sarana transportasi yang menghubungkan kedua kecamatan ini termasuk ke ibu kota kabupaten.
"Masyarakat Kecamatan Krayan Selatan harus berjalan kaki hingga sehari semalam menuju Bandara Long Bawan di Kecamatan Krayan untuk mendapatkan pesawat," katanya.
Berkaitan dengan berbagai permasalahan transportasi yang dialami masyarakat pada kedua kecamatan itu, Kornalius Tadem menyesalkan tidak adanya upaya pemerintah daerah setempat untuk berupaya mencari solusi agar masyarakat di wilayah perbatasan tersebut tidak kesulitan sarana transportasi.
"Kami masyarakat Kecamatan Krayan Selatan sangat menyesalkan tidak adanya upaya pemerintah daerah untuk mencarikan solusi soal kesulitan sarana transportasi yang kami alami ini selama ini," kata tokoh pemuda yang juga aktivis sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan organisasi kemasyarakatan di daerah itu.
Dia mengatakan, idealnya penerbangan yang normal dari ibukota Kabupaten Nunukan menuju Long Bawan, Kecamatan Krayan dan Long Layu Kecamatan Krayan Selatan adalah empat kali setiap pekan.
"Kalaupun tidak dapat direalisasikan seperti itu maka cukup dua kali sepekan. Namun sejak beberapa bulan terakhir ini, hampir tidak pernah ada penerbangan menuju kecamatan itu kecuali harus melalui Kota Tarakan.
Menurut dia, transportasi yang digunakan selama ini menuju kedua kecamatan itu adalah pesawat yang dioperasikan Maskapai Penerbangan Susi Air berkapasitas hanya lima orang termasuk pilot dengan tarif mencapai Rp1,8 juta sekali penerbangan ditambah dengan biaya bagasi (barang) sebesar Rp30.000 per kilogram. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014
Kornalius Tadem SH, tokoh pemuda di Kecamatan Krayan Selatan, di Nunukan, Minggu, mengatakan kesulitan transportasi dialami sejak akhir 2013, karena tidak bisa menggunakan angkutan darat maupun laut menuju ibu kota Kabupaten Nunukan itu.
"Warga di Kecamatan Krayan dan Krayan Selatan terpaksa mencarter pesawat apabila hendak ke ibu kota Kabupaten Nunukan melalui Kota Tarakan, Kalimantan Utara," ujarnya.
Ia mengatakan, dengan menggunakan pesawat sebagai satu-satu sarana transportasi yang menghubungkan kedua kecamatan ini termasuk ke ibu kota kabupaten.
"Masyarakat Kecamatan Krayan Selatan harus berjalan kaki hingga sehari semalam menuju Bandara Long Bawan di Kecamatan Krayan untuk mendapatkan pesawat," katanya.
Berkaitan dengan berbagai permasalahan transportasi yang dialami masyarakat pada kedua kecamatan itu, Kornalius Tadem menyesalkan tidak adanya upaya pemerintah daerah setempat untuk berupaya mencari solusi agar masyarakat di wilayah perbatasan tersebut tidak kesulitan sarana transportasi.
"Kami masyarakat Kecamatan Krayan Selatan sangat menyesalkan tidak adanya upaya pemerintah daerah untuk mencarikan solusi soal kesulitan sarana transportasi yang kami alami ini selama ini," kata tokoh pemuda yang juga aktivis sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan organisasi kemasyarakatan di daerah itu.
Dia mengatakan, idealnya penerbangan yang normal dari ibukota Kabupaten Nunukan menuju Long Bawan, Kecamatan Krayan dan Long Layu Kecamatan Krayan Selatan adalah empat kali setiap pekan.
"Kalaupun tidak dapat direalisasikan seperti itu maka cukup dua kali sepekan. Namun sejak beberapa bulan terakhir ini, hampir tidak pernah ada penerbangan menuju kecamatan itu kecuali harus melalui Kota Tarakan.
Menurut dia, transportasi yang digunakan selama ini menuju kedua kecamatan itu adalah pesawat yang dioperasikan Maskapai Penerbangan Susi Air berkapasitas hanya lima orang termasuk pilot dengan tarif mencapai Rp1,8 juta sekali penerbangan ditambah dengan biaya bagasi (barang) sebesar Rp30.000 per kilogram. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014