Setelah tayang 12 hari di bioskop-bioskop Tanah Air, penonton film garapan rumah produksi Ruang 29 Pictures, “Satu Hari dengan Ibu” mencapai 150 ribu orang hingga awal Oktober ini.

“Persisnya pada tayangan 2 Oktober kemarin,” kata produser Novandrian di Balikpapan,Jumat.

Menurut produser Novandrian, filmnya antara lain ditonton ratusan santri penghafal Al Quran di setiap kota film itu tayang, atau 45 kota seluruh Indonesia. Para santri itu dikoordinasikan oleh relawan Pasukan Amal Soleh (Paskas).

Ada juga bentuk nonton bersama yang lain, yaitu yang dinamakan Special Screening yang digelar di Solo, Jawa Tengah pada 9 September dan berlanjut di Bandung 17/9, Pontianak, Kalimantan Barat 21/9, Yogyakarta 22/9, dan di Pekan Baru, Riau 24/9.

Terlebih lagi ada Cinema Visit di kota-kota antara lain Gorontalo, Makassar, Depok, dan lain-lain, yang dihadiri para aktor serta pendukung film.

Termasuk juga promosi tiket Buy One Get One alias beli satu gratis satu, dan lomba video saat nonton bareng yang diunggah ke media sosial instagram.  

Menurut Novandrian, bahkan musik pengiring film ini, diantara lagu berjudul “Ibu”, selain alur cerita dan pesan-pesannya, mampu menggerakkan sponsor, para influencer, pejabat, dan tokoh daerah, juga media, mendorong orang untuk menonton filmnya.

Salah satu pejabat di Kota Samarinda Wakil Wali Kota Samarinda Rusmadi menonton film ini bersama-sama dengan warga Kota Tepian pertengahan September lalu di XXI Samarinda Centra Plaza, dalam tayangan perdana film tersebut.

“Film ini punya banyak pesan mendalam. Pesan utamanya, jangan pernah menyakiti hati ibu kita apa pun kondisinya,” kata Wakil Wali Kota Samarinda, Rusmadi.  

Menurut Novandrian, pihaknya tengah menjajaki undangan pemutaran film tersebut di Malaysia. Ia meyakini kesamaan latar antara Malaysia dan Indonesia, seperti negeri dengan mayoritas penduduk muslim, kesamaan latar budaya hingga menghadapi permasalahan yang relatif sama, membuat film ini menawarkan sudut pandang dan pesan yang juga sangat dipahami penonton di negeri jiran tersebut.  

“Ini tentunya akan menaikkan kembali prestasi dan kebanggaan film Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi,” ujar Novandrian.

Diceritakan dalam Film Satu Hari dengan Ibu bagaimana Dewa yang sibuk dengan pekerjaannya memutuskan tetap tinggal dan merawat ibunya yang sudah tua. Dari keadaan itulah kisah dan drama dijalin. Bagi ibu, seorang anak tetaplah anak meskipun sudah dewasa dan sudah memiliki kehidupan sendiri. Bagi Dewa, itulah ujian bagi dirinya karena nilai-nilai agama, moral, dan sosial mengharuskan anak merawat orangtua.

Diketahui Ruang 29 Pictures sendiri adalah rumah produksi yang khusus didirikan untuk menggarap pembuatan film ini oleh Komunitas Masjid Kapal Munzalan dan Kajian Musawarah pada 2019. Tokoh utamanya adalah Ustaz Luqmanulhakim, tokoh yang juga dikenal sebagai penggagas Gerakan Infak Beras (GIB) untuk pondok-pondok pesantren penghafal (hafiz) Quran di 34 provinsi di Indonesia. 
 

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023