Tana Paser (ANTARA Kaltim) - Bupati Paser HM Ridwan Suwidi mengharapkan para kepala desa aktif untuk membangun komunikasi yang baik dengan masyarakat dalam membentuk opini positif pemerintah daerah di mata masyarakat.
"Banyak warga yang salah persepsi terhadap pemerintah daerah hanya karena minimnya pengetahuan tentang tata kelola pemerintahan," kata Ridwan Suwidi, saat memberikan pengarahan pada acara Musrenbang di Batu Engau..
Menurut Ridwan Suwidi, banyak hal yang bisa dilakukan oleh kepala desa sebagai perpanjangan tangan pemerintah daerah, yakni dengan memberikan informasi yang benar agar bisa mengurangi kesalahpahaman dalam masyarakat.
Dia memberikan satu contoh yaitu banyaknya tuduhan warga kepada Pemerintah Daerah terkait jalan negara yang rusak.
"Masih ada yang perlu diperbaiki yaitu pemahaman bahwa jalan negara ini merupakan tanggung jawab pemerintah pusat," kata Ridwan Suwidi.
Menurut Ridwan Suwidi, ia bukannya mau melepas tangan dengan kondisi itu dan juga anti kritik, tapi hendaknya kritikan dari masyarakat dibarengi dengan pemahaman bahwa ada wilayah di Kabupaten Paser yang menjadi domain Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi,†katanya.
"Kalau jalan dari perbatasan Penajam Paser Utara sampai Kerang Dayu itu seharusnya diperbaiki dengan menggunakan dana APBN. Namun lihatlah sekarang, sejauh ini Pemerintah Kabupaten Paser justru sudah mengeluarkan dana sebesar Rp188 miliar untuk membiayai jalan yang semestinya menggunakan APBN itu," katanya.
"Kalau jalan dari Kerang menuju Tanjung Aru itu namanya jalan provinsi, oleh karena itu seyogianya pembangunannya didanai oleh APBD Provinsi," ungkap Ridwan Suwidi.
Terkait jalur Kerang-Tanjung Aru tersebut, Ridwan Suwidi mengaku telah memperjuangkan pembangunan jalan tersebut sejak masih menjadi anggota DRPD Provinsi Kalimantan Timur.
Dia bahkan rela naik motor vesva sendiri sampai pelosok desa di Batu Engau (saat itu masih masuk kecamatan Tanjung Aru) untuk melihat kerusakan jalan yang ada di wilayah itu.
Pada Kamis (20/2) Bupati dan rombongan Musrenbang melewati jalan ini dalam rangka menghadiri Musrenbang di kecamatan Tanjung Harapan.
Pada saat itu mobil dinas kepala Bappeda Paser mogok dan terpaksa ditinggal di Tanjung Harapan. Kepala Bappeda M Fauzi pulang dengan menumpang mobil lain. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014
"Banyak warga yang salah persepsi terhadap pemerintah daerah hanya karena minimnya pengetahuan tentang tata kelola pemerintahan," kata Ridwan Suwidi, saat memberikan pengarahan pada acara Musrenbang di Batu Engau..
Menurut Ridwan Suwidi, banyak hal yang bisa dilakukan oleh kepala desa sebagai perpanjangan tangan pemerintah daerah, yakni dengan memberikan informasi yang benar agar bisa mengurangi kesalahpahaman dalam masyarakat.
Dia memberikan satu contoh yaitu banyaknya tuduhan warga kepada Pemerintah Daerah terkait jalan negara yang rusak.
"Masih ada yang perlu diperbaiki yaitu pemahaman bahwa jalan negara ini merupakan tanggung jawab pemerintah pusat," kata Ridwan Suwidi.
Menurut Ridwan Suwidi, ia bukannya mau melepas tangan dengan kondisi itu dan juga anti kritik, tapi hendaknya kritikan dari masyarakat dibarengi dengan pemahaman bahwa ada wilayah di Kabupaten Paser yang menjadi domain Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi,†katanya.
"Kalau jalan dari perbatasan Penajam Paser Utara sampai Kerang Dayu itu seharusnya diperbaiki dengan menggunakan dana APBN. Namun lihatlah sekarang, sejauh ini Pemerintah Kabupaten Paser justru sudah mengeluarkan dana sebesar Rp188 miliar untuk membiayai jalan yang semestinya menggunakan APBN itu," katanya.
"Kalau jalan dari Kerang menuju Tanjung Aru itu namanya jalan provinsi, oleh karena itu seyogianya pembangunannya didanai oleh APBD Provinsi," ungkap Ridwan Suwidi.
Terkait jalur Kerang-Tanjung Aru tersebut, Ridwan Suwidi mengaku telah memperjuangkan pembangunan jalan tersebut sejak masih menjadi anggota DRPD Provinsi Kalimantan Timur.
Dia bahkan rela naik motor vesva sendiri sampai pelosok desa di Batu Engau (saat itu masih masuk kecamatan Tanjung Aru) untuk melihat kerusakan jalan yang ada di wilayah itu.
Pada Kamis (20/2) Bupati dan rombongan Musrenbang melewati jalan ini dalam rangka menghadiri Musrenbang di kecamatan Tanjung Harapan.
Pada saat itu mobil dinas kepala Bappeda Paser mogok dan terpaksa ditinggal di Tanjung Harapan. Kepala Bappeda M Fauzi pulang dengan menumpang mobil lain. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014