Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Balikpapan mendeteksi, jumlah titik panas di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) mengalami penurunan, dari 192 titik pada Rabu kemarin menjadi 120 titik pada Kamis ini.

"Sebanyak 120 titik panas tersebut terpantau hari ini mulai pukul 01.00 hingga 17.00 Wita dan tersebar di tujuh kabupaten," ujar Koordinator Bidang Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman - Sepinggan Balikpapan Diyan Novrida di Balikpapan, Kamis.

Titik panas merupakan indikator kebakaran hutan atau lahan (karhutla) yang terdeteksi dari suatu lokasi, dengan suhu relatif tinggi dibandingkan dengan suhu di sekitarnya.

Diyan mengajak semua lapisan masyarakat saling menjaga dan waspada, seperti saling mengingatkan agar tidak membuang puntung rokok sembarangan, kemudian tidak melakukan pembakaran saat mengelola lahan agar tidak terjadi karhutla.

Sebaran 120 titik panas ini telah diinformasikan ke pihak terkait di wilayah kerja masing-masing, termasuk ke badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) baik di tingkat provinsi maupun kabupaten masing-masing untuk mendapat penanganan lebih lanjut.

Sehari sebelumnya yang terpantau 192 titik panas tersebut tersebar pada enam kabupaten yakni Paser (7), Kutai Barat (2), Kutai Timur (33), Kutai Kartanegara (32), Berau (105), dan Kabupaten Mahakam Ulu (13) titik panas.

Sedangkan tujuh kabupaten yang terpantau 120 titik panas hari ini adalah di Paser (26), Penajam Paser Utara (2), Kutai Barat (11), Kutai Timur (8), Kutai Kartanegara (29), Berau (41), dan Kabupaten Mahakam Ulu (3) titik panas.

Untuk sebaran per kabupaten antara lain di Paser yang terpantau 26 titik tersebar pada tujuh kecamatan yakni Batu Sopang (3), Muara Samu (4), Batu Engau (3), Long Ikis (5), Long Kali (7), Pasir Belengkong (2), dan Tanjung Harapan (2).

"Kabupaten Berau yang terdeteksi 41 titik tersebar pada empat kabupaten yakni Gunung Tabur (3), Pulau Derawan (34), Sambaliung (2), dan Kecamatan Segah (2) yang semuanya memiliki tingkat kepercayaan menengah," kata Diyan.

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023