Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh mencapai kisaran 4,7 sampai 5,5 persen year on year (yoy) pada akhir tahun 2023 ini, yang utamanya akan bersumber dari konsumsi domestik.
“Keseluruhan tahun sedikit di atas 5 persen (yoy), kisarannya 4,7 sampai 5,5 persen (yoy). Dari mana sumber pertumbuhan, domestik, khususnya dari konsumsi,” ujar Perry dalam Rapat Kerja Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI bersama pemerintah di Jakarta, Selasa.
Selama kuartal III-2023 saat ini, Ia memperkirakan ekonomi nasional akan mencapai kisaran 5,15 persen, yang mana sektor perdagangan, logistik, akomodasi, dan sektor jasa merupakan pendorong pertumbuhan nasional, yang mana telah berkontribusi sebesar 45 persen.
“Sektor yang mendorong pertumbuhan ekonomi umumnya perdagangan, logistik, akomodasi, dan sektor jasa itu, Indonesia sudah 45 persen dari pertumbuhan ekonomi kita,” ujar Perry.
Tidak hanya itu, Perry menyebut upaya pengendalian inflasi domestik yang terus menerus dilakukan telah berhasil menurunkan tingkat inflasi mendekati target BI yang sebesar 3 plus minus 1 persen.
Baca juga: Bank Mandiri proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia capai 5,04 persen pada 2023
Tercatat, inflasi Juli 2023 sebesar 3,08 persen (yoy), atau lebih rendah dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya yang sebesar 3,5 persen (yoy).
Sementara itu, Ia memperkirakan inflasi pada akhir tahun ini bisa mencapai kisaran 2,9 persen, dengan tahun depan diperkirakan bisa mencapai kisaran target BI sebesar 2,5 persen plus minus 1 persen, atau 1,5 persen sampai 3,5 persen.
“Tahun depan bisa kita kendalikan di sasaran 2,5 plus minus 1 persen atau 1,5 sampai 3,5 persen. Perkiraan kami tahun depan bisa sekitar 2,7 persen,” ujar Perry.
Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi nasional berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
Pada kuartal II tersebut, besaran Produk Domestik Bruto (PDB) Atas Dasar Harga Berlaku tercatat sebesar Rp5.226,7 triliun, sedangkan PDB Atas Dasar Harga Konstan mencapai Rp3.075,7 triliun.
Baca juga: OJK nilai pertumbuhan kredit masih melambat di angka 7,76 persen
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023
“Keseluruhan tahun sedikit di atas 5 persen (yoy), kisarannya 4,7 sampai 5,5 persen (yoy). Dari mana sumber pertumbuhan, domestik, khususnya dari konsumsi,” ujar Perry dalam Rapat Kerja Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI bersama pemerintah di Jakarta, Selasa.
Selama kuartal III-2023 saat ini, Ia memperkirakan ekonomi nasional akan mencapai kisaran 5,15 persen, yang mana sektor perdagangan, logistik, akomodasi, dan sektor jasa merupakan pendorong pertumbuhan nasional, yang mana telah berkontribusi sebesar 45 persen.
“Sektor yang mendorong pertumbuhan ekonomi umumnya perdagangan, logistik, akomodasi, dan sektor jasa itu, Indonesia sudah 45 persen dari pertumbuhan ekonomi kita,” ujar Perry.
Tidak hanya itu, Perry menyebut upaya pengendalian inflasi domestik yang terus menerus dilakukan telah berhasil menurunkan tingkat inflasi mendekati target BI yang sebesar 3 plus minus 1 persen.
Baca juga: Bank Mandiri proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia capai 5,04 persen pada 2023
Tercatat, inflasi Juli 2023 sebesar 3,08 persen (yoy), atau lebih rendah dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya yang sebesar 3,5 persen (yoy).
Sementara itu, Ia memperkirakan inflasi pada akhir tahun ini bisa mencapai kisaran 2,9 persen, dengan tahun depan diperkirakan bisa mencapai kisaran target BI sebesar 2,5 persen plus minus 1 persen, atau 1,5 persen sampai 3,5 persen.
“Tahun depan bisa kita kendalikan di sasaran 2,5 plus minus 1 persen atau 1,5 sampai 3,5 persen. Perkiraan kami tahun depan bisa sekitar 2,7 persen,” ujar Perry.
Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi nasional berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
Pada kuartal II tersebut, besaran Produk Domestik Bruto (PDB) Atas Dasar Harga Berlaku tercatat sebesar Rp5.226,7 triliun, sedangkan PDB Atas Dasar Harga Konstan mencapai Rp3.075,7 triliun.
Baca juga: OJK nilai pertumbuhan kredit masih melambat di angka 7,76 persen
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023