Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro memperkirakan ekonomi Indonesia tumbuh 5,04 persen sepanjang 2023, yang didorong oleh peningkatan konsumsi rumah tangga, investasi, serta belanja pemerintah.
"Kami meyakini dengan kinerja sepanjang semester I, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan dapat mencapai target kami di 5,04 persen di tahun 2023," kata Andry dalam media gathering virtual di Jakarta, Selasa.
Perekonomian Indonesia mencatatkan pertumbuhan 5,17 persen di kuartal II 2023 dengan dorongan dari berlanjutnya pertumbuhan di konsumsi rumah tangga, investasi serta belanja pemerintah.
Konsumsi yang kembali tumbuh di atas lima persen ditopang oleh faktor musiman seperti Hari Raya Idul Fitri, masa libur sekolah dan tahun ajaran baru.
Realisasi pembayaran tunjangan hari raya (THR) dan gaji ke-13 juga mendukung pencapaian pertumbuhan tersebut.
Baca juga: OJK nilai pertumbuhan kredit masih melambat di angka 7,76 persen
Menurut dia, di semester II 2024, pemilu dapat memberikan efek positif bagi pertumbuhan konsumsi Indonesia.
Ia menuturkan tingkat belanja memasuki pertengahan kuartal ketiga 2023 masih menunjukkan resiliensi.
Hingga 13 Agustus 2023, Mandiri Spending Index (MSI) mencatatkan angka 164,4, menunjukkan bahwa belanja masyarakat 64,4 persen lebih tinggi dibandingkan periode sebelum pandemi.
Secara bulanan, nilai belanja masyarakat di Juli 2023 mencatatkan angka 168,1 lebih tinggi 31,8 persen dibandingkan bulan yang sama tahun lalu dengan MSI Juli 2023 mencatatkan sebesar 127,5.
Berdasarkan wilayah, belanja di Kalimantan, Maluku-Papua, Sumatera dan Bali-Nusa Tenggara mencatatkan percepatan belanja pada Agustus 2023. Sementara itu, perlambatan belanja terjadi di Jawa dan Sulawesi.
Baca juga: Wapres: IKN jadi magnet pertumbuhan ekonomi Kaltim
Dalam hal komposisi belanja, seluruh kategori belanja hingga pertengahan Agustus 2023 mengalami normalisasi, kecuali elektronik dan perlengkapan rumah tangga yang terus meningkat.
Secara bulanan, belanja terkait dengan perlengkapan rumah tangga di Juli mencapai level 117, 6, atau tumbuh sekitar 10,01 persen dibandingkan Juli 2022 dengan MSI perlengkapan rumah tangga sebesar 106,9.
Pertumbuhan yang solid dalam belanja terkait perlengkapan rumah tangga yang terjadi sejak Mei 2023 menunjukkan optimisme konsumen yang kuat. Secara sektoral, ekonomi terus tumbuh secara konsisten mengikuti pola pertumbuhan pasca pandemi COVID-19.
Andry mengatakan ke depan prospek pertumbuhan ekonomi masih ditopang sektor-sektor terkait mobilitas.
Baca juga: IMF: Kebijakan Indonesia bantu tantangan global 2022
Sektor konstruksi juga masih akan mengalami akselerasi mengikuti pola siklus tahunan yang pada semester kedua mengalami akselerasi karena mengejar target penyelesaian proyek.
Selanjutnya, sektor terkait komoditas masih tumbuh tinggi namun mengalami perlambatan karena koreksi harga di pasar global.
Sementara itu, ada pelemahan permintaan akibat resesi ekonomi global yang mengancam kinerja produk-produk orientasi ekspor ke negara maju, seperti, tekstil dan garmen, alas kaki, furnitur dan kayu lapis.
Baca juga: Sekprov Kaltim: FESyar KTI jadi platform pertumbuhan ekonomi syariah
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023
"Kami meyakini dengan kinerja sepanjang semester I, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan dapat mencapai target kami di 5,04 persen di tahun 2023," kata Andry dalam media gathering virtual di Jakarta, Selasa.
Perekonomian Indonesia mencatatkan pertumbuhan 5,17 persen di kuartal II 2023 dengan dorongan dari berlanjutnya pertumbuhan di konsumsi rumah tangga, investasi serta belanja pemerintah.
Konsumsi yang kembali tumbuh di atas lima persen ditopang oleh faktor musiman seperti Hari Raya Idul Fitri, masa libur sekolah dan tahun ajaran baru.
Realisasi pembayaran tunjangan hari raya (THR) dan gaji ke-13 juga mendukung pencapaian pertumbuhan tersebut.
Baca juga: OJK nilai pertumbuhan kredit masih melambat di angka 7,76 persen
Menurut dia, di semester II 2024, pemilu dapat memberikan efek positif bagi pertumbuhan konsumsi Indonesia.
Ia menuturkan tingkat belanja memasuki pertengahan kuartal ketiga 2023 masih menunjukkan resiliensi.
Hingga 13 Agustus 2023, Mandiri Spending Index (MSI) mencatatkan angka 164,4, menunjukkan bahwa belanja masyarakat 64,4 persen lebih tinggi dibandingkan periode sebelum pandemi.
Secara bulanan, nilai belanja masyarakat di Juli 2023 mencatatkan angka 168,1 lebih tinggi 31,8 persen dibandingkan bulan yang sama tahun lalu dengan MSI Juli 2023 mencatatkan sebesar 127,5.
Berdasarkan wilayah, belanja di Kalimantan, Maluku-Papua, Sumatera dan Bali-Nusa Tenggara mencatatkan percepatan belanja pada Agustus 2023. Sementara itu, perlambatan belanja terjadi di Jawa dan Sulawesi.
Baca juga: Wapres: IKN jadi magnet pertumbuhan ekonomi Kaltim
Dalam hal komposisi belanja, seluruh kategori belanja hingga pertengahan Agustus 2023 mengalami normalisasi, kecuali elektronik dan perlengkapan rumah tangga yang terus meningkat.
Secara bulanan, belanja terkait dengan perlengkapan rumah tangga di Juli mencapai level 117, 6, atau tumbuh sekitar 10,01 persen dibandingkan Juli 2022 dengan MSI perlengkapan rumah tangga sebesar 106,9.
Pertumbuhan yang solid dalam belanja terkait perlengkapan rumah tangga yang terjadi sejak Mei 2023 menunjukkan optimisme konsumen yang kuat. Secara sektoral, ekonomi terus tumbuh secara konsisten mengikuti pola pertumbuhan pasca pandemi COVID-19.
Andry mengatakan ke depan prospek pertumbuhan ekonomi masih ditopang sektor-sektor terkait mobilitas.
Baca juga: IMF: Kebijakan Indonesia bantu tantangan global 2022
Sektor konstruksi juga masih akan mengalami akselerasi mengikuti pola siklus tahunan yang pada semester kedua mengalami akselerasi karena mengejar target penyelesaian proyek.
Selanjutnya, sektor terkait komoditas masih tumbuh tinggi namun mengalami perlambatan karena koreksi harga di pasar global.
Sementara itu, ada pelemahan permintaan akibat resesi ekonomi global yang mengancam kinerja produk-produk orientasi ekspor ke negara maju, seperti, tekstil dan garmen, alas kaki, furnitur dan kayu lapis.
Baca juga: Sekprov Kaltim: FESyar KTI jadi platform pertumbuhan ekonomi syariah
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023