Samarinda (ANTARA Kaltim) - Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak berharap kerja sama Kaltim dengan Jatim yang selama ini sudah terjalin dengan baik dapat diteruskan, bahkan ditingkatkan setelah dilantiknya Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim Soekarwo-Syaifullah Yusuf.

"Saya turut menghadiri pelantikkan Soekarwo-Syaifullah kemarin (12/2), dan kami berharap agar kerja sama yang selama ini telah terjalin akan dapat semakin erat karena banyak hal yang perlu dikerjasamakan," ujarnya di Samarinda, Kamis.

Gubernur berharap Jatim dapat memberi kontribusi positif terhadap pembangunan di Kaltim, karena Jatim merupakan salah satu provinsi sahabat yang sudah menjalin berbagai kerja sama dengan Kaltim.

Selama ini kata Awang Faroek, Kaltim banyak tergantung dengan Jatim terkait berbagai hal, sehingga dia mengaku senang Pakde Karwo (Soekarwo) dan Gus Ipul (Syaifullah Yusuf) kembali melanjutkan pemerintahan di Jatim supaya kerja sama Kaltim - Jatim dapat ditingkatkan.

Kerja sama Kaltim - Jatim telah lama terjalin, kedua kepala daerah ini bahkan telah beberapa kali melakukan penandatanganan kesepakatan bersama dalam pemenuhan tenaga kerja.

Kerja sama tersebut terutama dalam memasok tenaga kerja melalui program transmigrasi umum, transmigrasi swakarsa mandiri, dan transmigrasi spontan yang sudah berjalan cukup lama.

Dia juga berharap agar perjanjian kerja sama dengan Jatim dapat segera diperbarui, paling tidak setelah Gubernur Jatim yang baru dilantik itu sudah menyelesaikan sejumlah pekerjaan yang masih tertunda.

Kerja sama di masa mendatang lanjut Awang Faroek, bisa diarahkan untuk memasok kebutuhan tenaga kerja dalam pengembangan kawasan tanaman pangan di Kaltim, atau yang sudah dikenal dengan nama "Food and Rice Estate".

Gubernur mengatakan bahwa dalam pengembangan kawasan pertanian tanaman pangan di Kaltim dipastikan membutuhkan banyak tenaga kerja guna mendukung terwujudnya Kaltim mandiri pangan.

Kaltim kata dia lagi, telah bertekad mandiri pada enam komoditas andalan, yakni beras, jagung, kedelai, singkong, sapi, dan ikan. Kemandirian enam komoditas tersebut sangat tergantung kepada tenaga kerja.

Tenaga kerja yang dibutuhkan sangat banyak untuk mewujudkan kemandirian itu, sedangkan penduduk Kaltim masih kurang yang terjun di pertanian sehingga perlu tenaga dari luar, seperti dari Jatim, Jateng, Jabar, dan DIY yang juga akan memasok tenaga kerja.

Di sisi lain, lanjut gubernur, Pemprov Kaltim juga akan bekerja sama dengan 10 provinsi yang masuk wilayah ALKI (alur laut kepulauan Indonesia) II dalam pengembangan kawasan industri yang ditunjang ketersedian pelabuhan internasional.

Wilayah yang masuk ALKI II itu seperti Jatim, Pulau Sulawesi, dan Bali, sehingga ke depan Kaltim akan menjadi penghubung perdagangan di Indonesia untuk kawasan ALKI II.

Ke depan lanjut gubernur lagi, pusat perdagangan Indonesia di luar Jawa tergantung pada ALKI II, untuk itu Kaltim sedang mempersiapkan infrastruktur penunjangnya guna membangun konektivitas antarwilayah guna pengembangan ekonomi nasional.   (*)

Pewarta: M Ghofar

Editor : Amirullah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014